Dialog dengan BPH Migas, BPJ Harap Permasalahan BBM Subsidi di Babel Tepat Sasaran

BANGKA TENGAH, LASPELA —  Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Bambang Patijaya meminta Badan Penyalur Hilir Minyak dan Gas  (BPH Migas) harus memperhatikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi agar tidak disalahgunakan, terlebih memantau dan memastikan penyaluran ke pulau-pulau terluar dengan tepat.

Hal ini diungkapkan tokoh politik nasional itu dalam Dialog Pendistribusian Bahan Bajar Minyak Bersubsidi di Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (29/11/2023).

Turut hadir dalam kegiatan dialog ini Bupati Bangka Tengah, PT Patra niaga Pertamina Bangka Belitung, BPH Migas ,  serta instansi terkait dalam menaungi BBM Bersubsidi.

Dalam pembahasan ini ada beberapa permasalahan yang terjadi di Bangka Tengah diantaranya kekurangan stok kuota BBM karena dinilai beberapa belum tepat sasaran. Tak hanya itu, gangguan kelancaran distribusi BBM dengan akomodasi yang terganggu karena faktor cuaca dan penggunaan serta permintaan BBM yang dipakai oleh penambang timah.

Selain itu, permasalahan lain yang timbul adalag harga BBM yang masih tinggi mampir menciptakan kenaikan harga bbm dalam menimbulkan penyesuaian harga terhadap logistik dan lain sebagainya.

Legislator Senayan menyebut dialog ini menjadi hal yang penting karena menyangkut khalayak umum serta kepentingan masyarakat dan kuota subsidi di masyarakat menjadi perhatian Komisi VII dengan pemerintah.

“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan adalah stok terlebih area terluar khususnya di pulau pulau, terlebih ketahanan BBM kita hanya kuat 4 hari untuk solar dan petralite. Permasalahan yang terus berulang terkait distribusi ini masalah cuaca yang kita tahu tahu Bangka Belitung merupakan akses distribusi hanya melalui laut,” urai pria yang kerap disapa BPJ itu.

Dialog ini menurutnya cukup kompleks karena turut hadir juga beberapa unsur penting bahkan kepala desa dan berharap pendistribusian BBM ini betul-betul tepat sasaran.

“Solar subsidi, masih banyak digunakan oleh pertanian untuk pengerak mesin, mesin di perikanan sebagai nelayan dan mesin untuk UMKM. Ada penyalur BBM diberhentikan karena ada masalah, kita sarankan agar bisa disalurkan tetapi dengan aturan yang berlaku,” pungkasnya.(yak)