BANGKA BARAT, LASPELA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat (Babar), Muhammad Safi’i Rangkuti mengatakan, saat ini pihaknya masih berupaya untuk menghilangkan kasus malaria. Fokus penanganan ada di dua titik, yakni Kecamatan Parittiga dan Jebus.
Dua Kecamatan itu masih menjadi penghalang Pemkab Babar mendapatkan sertifikat bebas malaria, lantaran pada tahun 2022 lalu ditemukan 109 kasus, sedangkan periode Januari hingga Juni 2023 ada 28 kasus, sementara Kecamatan lain sudah zero.
“Ini salah satu PR terberat kita juga saat ini bagaimana menekan malaria di dua titik ini. Makanya kita sampai saat ini satu-satunya daerah di Babel yang belum mendapatkan sertifikat bebas malaria,” ungkapnya, Senin (17/7/2023).
Disampaikan Rangkuti, pihaknya sempat merasa kebingungan dara mana titik awal memulai penanggulangan. Terdapat perbedaan cara penularan antara DBD dan malaria, baik dari jenis nyamuk atau waktu penularan di mana malaria rentan menjangkit manusia pada malam hari.
“Beberapa waktu lalu kita telah lakukan MBS atau pemeriksaan darah secara massal di dua wilayah itu, ribuan orang yang kita periksa. Rencananya pekan pertama bulan Agustus nanti akan kita kumpulkan seluruh kader, apa saja yang sudah dilakukan karena malaria ini ada terus,” katanya.
Ke depan kata Rangkuti, pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus malaria di dua wilayah tersebut. Selain mendidik kader untuk mendeteksi kasus malaria, pihaknya juga akan menyalurkan bantuan bagi masyarakat berupa kelambu dan racun pembunuh jentik nyamuk. (oka)