PANGKALPINANG, LASPELA — Nilai kepribadian calon pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Sepvira yang ikut penjaringan untuk mewakili Provinsi Bangka Belitung (Babel) ke tingkat nasional hanya 30. Angka ini disebut terlalu rendah untuk seorang anak yang dinilai berkepribadian baik, nilai inilah yang disebut-sebut ada kejanggalan.
Namun sayangnya, pihak penyelenggara Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (/Kesbangpol) Pemprov Babel tidak bisa menjelaskan perihal angka dan nilai yang muncul dalam penilaian seleksi Paskibraka untuk dikirim ke tingkat nasional tersebut.
Sub Koordinator Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Babel, Yudiansyah, menegaskan, ini merupakan tahun pertama seleksi Paskibraka dilaksanakan oleh Kesbangpol di bawah naungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Indonesia.
“Yang di input BPIP hanya data kepribadian. Dan untuk alasan kami tidak tahu pasti karena yang punya kewenangan di BPIP,” ujarnya, Jumat (9/6/2023).
Ia menyebutkan, pada penilaian kepribadian Sepvira asal Kabupaten Bangka dengan nilai 30, sedangkan Bunga asal Kota Pangkalpinang 100. Sedangkan untuk penilaian PBB, Sepvira mendapatkan nilai 100 dan Bunga dengan nilai 90.
Yudi juga tak menyebutkan atau menunjukkan kertas yang berisi penilaian seleksi tersebut, ia hanya menyebutkan beberapa angka yang menjadi polemik dalam seleksi tersebut.
Dia menyebutkan, dari 28 paskibraka Babel yang lulus ke tingkat nasional hanya 4 orang, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Namun, karena keterbatasan anggaran BPIP RI hanya minta usulan terbaik sehingga dilakukan tes lagi yakni medhical check-up.
“Ada tahapan medical check up di Rumah Sakit Umum dan RSJ, yang dinilai adalah kondisi gigi ada tidak gigi tanggal dan banyak tidak karang gigi. Dan masalah anak-anak ini pada gigi, keluar dari hasil itu, bingung juga mau pilih siapa, akhirnya dilihat dari aplikasi Paskibraka, Nilai Bunga lebih tinggi dari Sepvira, baik dari psikotes, wawasan kebangsaan, PBB dan samapta, akhirnya ditetapkan seperti hasil itu,” jelasnya.
Penilaian ini dinilai ada kejanggalan, terutama nilai kepribadian yang hanya 30, sangat jauh dibandingkan penilaian ketiga peserta lainnya. Bahkan banyak masyarakat melalui media sosial menyebutkan jika nilai kepribadian 100 ini sudah sangat sempurna, sementara kesempurnaan hanya milik Allah dan RasulNya. (chu)