DKUKM Latih Pelaku UMKM Bikin Minyak Atsiri dari Tanaman Sapu-Sapu

PANGKALPINANG, LASPELA – Dinas Koperasi dan UKM (KUKM) Bangka Belitung melatih 35 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) membuat minyak atsiri dari tanaman Sapu-Sapu. Tanaman ini cukup banyak di Babel dan berpotensi untuk dikembangkan, bahkan sudah ada perusahaan di Yogyakarta yang siap menampung.

Memanfaatkan peluang dan sumber daya alam inilah DKUKM Babel kerja sama dengan Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM)  menerapkan teknologi tepat guna (TTG) bagi UMKM yakni penyulingan minyak atsiri.

Kepala DKUKM Babel, Yulizar menuturkan bahan baku minyak atsiri di Babel ini sangat banyak. Salah satunya tumbuhan Sapu-Sapu yang banyak tumbuh di daerah sekitar pantai dan di lahan sekitar eks tambang timah. Tumbuhan Sapu-Sapu ini bisa diolah melalui proses penyulingan menjadi minyak atsiri.

“Tumbuhan Sapu-Sapu ini bisa disuling menjadi minyak atsiri. Sudah ada yang mencoba dan harga jualnya juga bagus. Oleh sebab itu, melalui pelatihan ini kita dorong agar pelaku UMKM bisa memproduksi minyak atsiri sapu-sapu dengan skala lebih besar dan berkualitas tinggi,” ujarnya, saat membuka pelatihan pembuatan minyak atsiri sapu-sapu di Hotel Sun Pangkalpinang, Selasa (23/05/2023).

Tanaman sapu-sapu atau dengan nama latin Baeckea Frustescens memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk industri kosmetik, parfum dan obat-obatan.

Hasil penyulingan minyak atsiri sapu-sapu ini sudah memiliki pasar. Salah satunya ada sebuah perusahaaan di Yogyakarta yang siap menjadi offtaker produk minyak atsiri sapu-sapu dari Babel.

“Pelaku UMKM tidak perlu takut untuk mengembangkannya. Karena potensi pasar minyak atsiri sapu-sapu ini sudah ada,” tambahnya.

Yulizar mengingatkan dalam pengembangan potensi minyak atsiri sapu-sapu tentunya harus tetap mematuhi prinsip-prinsip pengelolaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Dengan cara ini kita dapat menjaga keberlangsungan SDA yang kita manfaatkan serta melindunginya demi generasi penerus,” ujarnya.

Ia mengharapkan para peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik, serap ilmu dan keterampilan yang diajarkan para instruktur. Oleh sebab itu, para peserta harus berperan aktif dan jangan sungkan untuk bertanya agar bisa menjadi ahli dalam mengelola minyak atsiri sapu-sapu.

Hadir sebagai narasumber pelatihan ini dari FMIPA UGM Dr. Robby Noor Cahyono dan Sudomo, serta narsumber dari PT Mazano Daya Rekayasa, Martsiano Wija.(ril/chu)