Waspada Efek Samping Obat!

Oleh Sri Ayu Indayani, S. Farm., Apt Apoteker Madya RSJD dr. Samsi Jacobalis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Avatar photo
Apoteker Madya RSJD dr. Samsi Jacobalis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sri Ayu Indayani, S. Farm., Apt

Pernahkah Anda mengalami biduran atau ruam setelah penggunaan obat Antibiotik atau berasa mengantuk setelah meminum obat flu?

Kalau iya, berarti merasakan munculnya efek samping penggunaan obat. Efek samping obat bisa muncul tanpa kita sadari sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Walaupun tidak semua efek samping obat merugikan akan tetapi perlu upaya untuk mencegah hal-hal yang berbahaya akibat penggunaan obat. Untuk itu kita perlu memahami dan mewaspadai efek samping obat.

Apa sih efek samping obat?

Efek samping merupakan peristiwa yang tidak diinginkan atau tak terduga atau reaksi terhadap suatu obat. Efek samping dapat bervariasi dari masalah kecil seperti pilek hingga peristiwa yang mengancam jiwa, seperti peningkatan risiko serangan jantung. Efek samping obat adalah respons tubuh yang tidak diinginkan akibat penggunaan obat, yang bisa muncul dalam berbagai bentuk, dari gejala ringan hingga reaksi serius.

Setiap obat memiliki potensi efek samping yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan cara kerjanya dalam tubuh, sehingga penting bagi pasien untuk mengenali risiko-risiko ini sebelum memulai pengobatan. Biasanya, informasi tentang efek samping sudah disertakan pada kemasan obat atau diberikan oleh Apoteker. Dengan memahami potensi efek samping, pasien dapat lebih waspada dan mengetahui kapan perlu berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala yang tidak biasa.

Walaupun tidak semua obat memiliki efek samping obat yang merugikan, akan tetapi perlu upaya untuk mencegah terjadinya hal-hal berbahaya akhibat penggunaan obat. Untuk itu kita perlu memahami dan mewaspadai efek samping obat.

Apa itu efek samping obat?

Efek samping obat adalah semua efek yang tidak dikehendaki yang membahayakan atau merugikan pasien (adverse reactions) akhibat penggunaan obat. Masalah efek samping obat tidak bisa dikesampingkan karena dapat menimbulkan berbagai dampak dalam penggunaan obat baik dari sisi ekonomik, psikologi dan keberhasilan terapi.

Dampak ekonomi seperti meningkatnya biaya pengobatan, dampak psikologi pada kepatuhan penderita dalam minum obat akan berakhibat pada kegagalan terapi.

Obat apa sajakah yang memiliki efek samping?

Semua obat pasti memiliki efek samping yang tidak diharapkan. Namun, efek samping ini tidak serta merta terjadi kepada semua orang yang mengkonsumsi obat tersebut. Ada efek samping yang sering terjadi, ada pula yang jarang terjadi, bahkan sangat jarang terjadi. Contohnya, obat ibuprofen untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri. Ibuprofen memiliki efek samping nyeri ulu ati karena peningkatan produksi asam lambung (heart bun) yang terhadi sekitar 3-9 % populasi yang mengkonsumsi obat ini, dan juga memiliki efek samping gagal ginjal namun hanya terjadi pada kurang dari satu persen pasien saja.

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah frekuensi dan intensitas efek samping. Beberapa efek samping, seperti mual atau pusing, bersifat ringan dan mungkin akan hilang setelah tubuh beradaptasi dengan obat. Namun, jika efek samping terus berlanjut atau terasa semakin berat, seperti reaksi alergi yang menyebabkan pembengkakan atau kesulitan bernapas, pasien harus segera menghubungi tenaga kesehatan. Ada pula efek samping yang jarang terjadi tetapi bisa berbahaya, seperti gangguan hati atau ginjal, yang memerlukan pemeriksaan medis segera. Oleh karena itu, mengenali kapan gejala efek samping perlu ditindaklanjuti adalah bagian penting dalam penggunaan obat yang aman.

Baca Juga  Enam Pejabat Tinggi Pratama Pemprov Babel Dilantik, Ini Pesan Gubernur Babel

Apa saja faktor pemicu terjadinya efek samping obat?

Faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat dapat berasal dari faktor pasien dan dari faktor obatnya sendiri.

Faktor pasien. Yaitu faktor intrinsik yang berasal dari pasien, seperti umur, faktor genetik, dan penyakit yang diderita.

Umur pada pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem metabolismenya belum sempurna sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dapat lebih besar, begitu juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya sudah menurun.

Genetik dan kecenderungan untuk alergi Pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan genetik, suatu obat mungkin dapat memberikan efek farmakologi yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan timbulnya efek samping. Genetik ini juga berhubungan dengan kecenderungan terjadinya alergi. Contohnya pada penisilin, sekitar 1-5% orang yang mengonsumsi penisilin mungkin mengalami reaksi alergi.

Penyakit yang diderita.

Untuk pasien yang mengidap suatu penyakit tertentu, hal ini memerlukan perhatian khusus. Misalnya untuk pasien yang memiliki gangguan hati atau ginjal, beberapa obat dapat menyebabkan efek samping serius, maka harus dikonsultasikan pada dokter mengenai penggunaan obatnya.

Faktor intrinsik dari obat.

 

Yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping, seperti pemilihan obat, jangka waktu penggunaan obat, dan adanya interaksi antar obat.

Pemilihan obat Setiap obat tentu memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda, tempat kerja yang berbeda, dan tentunya efek yang berbeda pula. Maka dari itu, harus diwaspadai juga efek samping yang mungkin terjadi dari obat yang dikonsumsi Jangka waktu penggunaan obat Efek samping beberapa obat dapat timbul jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

Contohnya penggunaan parasetamol dosis tinggi pada waktu lama akan menyebabkan hepatotoksik atau penggunaan kortikosteroid oral pada jangka waktu lama juga dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti moonface, hiperglikemia, hipertensi, dan lain-lain. Lain lagi dengan penggunaan AINS (anti inflamasi non steroid) berkepanjangan, dapat muncul efek samping berupa iritasi dan nyeri lambung.

Interaksi obat Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping. Ada beberapa obat ketika dikonsumsi secara bersamaan, akan muncul efek yang tidak diinginkan. Contohnya kombinasi antara obat hipertensi inhibitor ACE dengan diuretik potasium-sparing (spironolakton) dapat menyebabkan hiperkalemia.

Bagaimana cara mencegah terjadinya efek samping obat?

Baca Juga  Jasad Remaja Kurau yang Tenggelam Ditemukan Tim SAR Gabungan

Setelah membaca penjelasan diatas, mungkin Anda merasa panik dan was-was dalam mengkonsumsi obat-obatan. Anda bisa mereduksi risiko terkena efek samping obat.

Pertama, tanyakan kepada Dokter atau Apoteker Anda mengenai efek samping obat yang mungkin timbul dari obat yang Anda konsumsi, serta seberapa besar kemungkinan terjadinya efek samping tersebut. Dokter dan Apoteker Anda pasti akan memberikan saran bagaimana cara mengenali efek samping tersebut dan cara untuk menguranginya jika memungkinkan. Contohnya, untuk mengatasi efek samping heartburn pada penggunaan ibuprofen tadi. Saran minumnya ibuprofen diminum setelah makan.

Jika setelah mengkonsumsi obat Anda merasa mengalami efek samping dari obat tersebut. Jika Anda merasa bahwa efek samping obat tersebut cukup berat dan menggangu, Anda bisa berbicara dengan Dokter Anda. Misalnya, jika setelah minum obat tersebut Anda merasakan gejala alergi seperti gatal-gatal, bengkak bahkan hingga sesak nafas.

Ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan, misalnya menyesuaikan dosis obat hingga ke level yang tetap menyembuhkan namun dengan efek samping minimal, atau menganti dengan pilihan obat lain dengan indikasi yang sama, namun memiliki efek samping yang lebih dapat ditoleransi. Namun, jika Anda merasa bahwa efek samping yang terjadi cukup ringan dan dapat ditangani sendiri, maka Anda tidak harus pergi kembali ke dokter untuk mengatasinya. Misalnya, jika obat yang diminum mengakibatkan mengantuk, maka dapat menyiasatinya dengan menghindari pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi setelah meminum obat tersebut.

Apa saja gejala yang ditimbulkan oleh efek samping obat?

Efek samping umum:  Pusing, mual, sembelit, diare, drowiness, nyeri dan reaksi kulit.

Efek samping serius: Kematian, kelemahan fisik, kondisi jantun, stroke, kanker.

 

Bagaimana mencegah munculnya efek samping obat?

Baca dosis dan aturan pakai penggunaan obat sesuai dengan yang tertera di leafleat atau yang diresepkan oleh dokter.

Pergunakan obat sesuai dengan indikasi yang jelas dan tepat sesuai yang tertera di leafleat atau yang diresepkan oleh dokter.

Berikan perhatian khusus terhadap penggunaan dan dosis obat pada bayi, pasien usia lanjut dan pasien dengan penyakit ginjal atau hati.

Perhatikan dan catat riwayat alergi akhibat penggunaan obat.

Beritahukan kepada dokter apabila memiliki kondisi khusus seperti ibu hamil, ibu menyusui, alergi terhadap obat tertentu, memiliki riwayat diabetes, penyakit ginjal atau liver, sedang meminum obat lain atau suplemen herbal.

Hindari penggunaan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.

Mintalah dokter mengevaluasi penggunaan obat dalam jangka panjang.

Dengan penjelasan mengenai efek samping obat, sebaiknya efek samping obat, tidak membuat Anda takut mengonsumsi obat, karena dokter pasti sudah mempertimbangkan rasio manfaat dan resiko penggunaan obat tersebut untuk Anda. (*)

Leave a Reply