Pemutakhiran Data 2025 Jadi Rujukan Penting Pemerintah Susun Kebijakan

Avatar photo
Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/ BKKBN Provinsi Babel, Fazar Supriadi Sentosa

PANGKALPINANG, LASPELA  — Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2025 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi pijakan baru bagi pemerintah daerah dalam merumuskan arah pembangunan berbasis keluarga.

Dari 176.411 data keluarga yang berhasil dimutakhirkan, kini Babel memiliki gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi riil keluarga, yang sangat penting untuk perencanaan program, penganggaran, hingga penentuan sasaran kebijakan.

Jumlah keluarga terdata di Babel meningkat dari 419.325 keluarga (2024) menjadi 445.185 keluarga di tahun 2025, atau 91,9 persen dari estimasi total 482.472 keluarga.

Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/ BKKBN Provinsi Babel, Fazar Supriadi Sentosa, menegaskan bahwa keberhasilan pemutakhiran data ini memberikan peta yang lebih lengkap mengenai struktur dan dinamika keluarga di daerah.

“Data keluarga adalah pondasi perencanaan pembangunan. Pemerintah membutuhkan data yang mutakhir untuk menentukan prioritas kebijakan, intervensi sosial, hingga strategi penguatan keluarga. Tanpa data yang valid, pembangunan bisa meleset dari kebutuhan masyarakat,” ujar Fazar pada Diseminasi Hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2025, Selasa (9/12/2025).

Baca Juga  Korban Banjir di Mentok Dapat Bantuan Pemerintah 

Ia menyebutkan, dari data ini tingginya angka keluarga dengan kondisi fatherless cukup menjadi sorotan, yakni 23,17 persen, atau sekitar satu dari empat keluarga yang memiliki anak di Babel, mengalami fatherless atau tumbuh tanpa ayah.

“Isu fatherless harus menjadi perhatian serius. Kehadiran figur ayah bukan hanya urusan ekonomi, tetapi berkaitan dengan ketahanan psikologis, pendidikan karakter, hingga keseimbangan tumbuh kembang anak. Data ini membantu pemerintah menargetkan program penguatan keluarga secara lebih tepat,” jelas Fazar.

Ia menambahkan bahwa data fatherless ini juga berkaitan dengan meningkatnya jumlah kepala keluarga perempuan di Babel, yang mencapai 16,16 persen atau 78.315 keluarga.

Fazar menekankan bahwa kondisi fatherless memiliki implikasi luas terhadap tumbuh kembang anak.

“Ayah memegang peran penting dalam perkembangan karakter dan stabilitas emosional anak. Ketika peran itu tidak hadir, risiko kerentanan sosial meningkat. Temuan ini harus menjadi perhatian bersama seluruh pihak di Babel,” jelasnya.

Sementara itu, keluarga memiliki baduta (usia 0–23 bulan): 23.323, keluarga memiliki balita (usia 24–59 bulan) ternyata sebanyak 57.379, keluarga memiliki remaja (10–24 tahun yang belum pernah menikah): 260.544, keluarga memiliki PUS (pasangan usia subur): 266.362, keluarga memiliki lansia (≥ 60 tahun): 122.109.

Baca Juga  Ringankan Beban Keluarga, PT TIMAH Tbk Bantu Biaya Pengobatan Bahar, Anak Nelayan yang Alami Luka Bakar Saat Kecelakaan Laut 

Data ini menggambarkan bahwa Babel memiliki populasi keluarga produktif dan kelompok rentan yang memerlukan perhatian khusus, baik dari sisi kesehatan, sosial, ekonomi, maupun pendidikan.

Pada tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Bangka tercatat sebagai wilayah dengan jumlah keluarga terbanyak dalam berbagai kategori dari keluarga memiliki baduta, balita, hingga lansia. Sementara Belitung Timur menjadi daerah dengan jumlah terendah di hampir semua kategori.

Pemetaan ini menjadi referensi penting bagi pemerintah kabupaten/kota untuk mengarahkan prioritas program perlindungan keluarga.

“Data ini diiharapkan dapat dimanfaatkan kementerian dan lembaga yang membutuhkan data, termasuk pemangku kebijakan dalam mengambil kebijakan, sehingga bisa tepat sasaran untuk pembangunan keluarga yang lebih baik,” ujarnya. (chu)

 

 

 

Leave a Reply