SUNGAILIAT, LASPELA — Luas lahan kritis di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencapai sekitar 208 ribu hektare.
Data tersebut dirilis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa–Cerucuk Babel berdasarkan pendataan pada tahun 2024.
Kepala BPDAS Baturusa–Cerucuk Babel, Widiastuti menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan bagian dari total 1,6 juta hektare kawasan hutan yang menjadi wilayah kerja BPDAS.
Dengan demikian, sekitar 12 persen kawasan hutan di Babel masuk kategori kritis.
“Lahan kritis di Babel kurang lebih mencapai 208 ribu hektare atau sekitar 12 persen,” kata Widiastuti, Kamis (27/11/2025).
Menurutnya, kondisi ini menjadi perhatian serius karena menyangkut keberlanjutan ekosistem dan daya dukung lingkungan hidup di Bangka Belitung.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan pemulihan lahan dengan menggandeng berbagai pihak.
“Kami melibatkan pemerintah daerah, kelompok masyarakat, serta pihak-pihak berkepentingan lainnya untuk melakukan penghijauan dan kampanye pelestarian alam,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, BPDAS Baturusa–Cerucuk juga melakukan penyemaian 150 ribu bibit tanaman produktif seperti buah-buahan untuk mendukung pemulihan lahan kritis.
Meski demikian, jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang bisa mencapai 300 ribu hingga 500 ribu bibit, akibat keterbatasan anggaran.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyalurkan 16 ribu batang tanaman produktif kepada masyarakat melalui kelompok tani hutan.
Bantuan ini diberikan secara gratis dan seluruhnya telah tersalurkan.
Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat pemulihan kawasan kritis dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan di Bangka Belitung. (mah)

Leave a Reply