Lomba Panahan Tradisional Walet Basura Nusantara, Satukan Pemanah se-Babel

Avatar photo
Traditional Archery Battle di Lapangan SSC Sriwijaya Sport Center, Sabtu (15/11/2025).

PANGKALPINANG, LASPELA – Walet Basura Nusantara (WBN) Provinsi Bangka Belitung menggelar Traditional Archery Battle kerja sama dengan INORGA di bawah KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) dan didukung KONI serta PERPANI, di lapangan SSC Sriwijaya Sport Center, Sabtu (15/11/2025).

Event ini diikuti 106 pemanah dari seluruh kabupaten di Bangka Belitung. Bahkan, satu pemanah dari Jawa Barat turut memeriahkan lomba.

Ketua WBN Babel, Armand Wibisono, menjelaskan ada tiga kategori lomba yaitu
Busur Tradisional Bebas dibagi U15 dan Umum, berada di bawah KORMI. Barebow berada di bawah PERPANI, dan penggabungan kategori tradisional dan barebow, sehingga pemanah dari KORMI dan KONI berlomba bersama.

Baca Juga  Rangkaian HUT ke-25 Babel, Hidayat Arsani Bagikan Sembako di Pasar Kampung Asam Pangkalpinang

“Yang membedakan kategori tradisional WBN adalah penggunaan bahan alami seperti bambu, kayu, dan tanduk, bukan pabrikan. Ini membedakan dari KONI atau PERPANI yang boleh menggunakan busur pabrikan,” jelas Armand.

Armand menambahkan, panahan bukan sekadar olahraga, tetapi juga sarana melatih fokus, kekuatan, keseimbangan, dan pernapasan.

“Kami berharap panahan tradisional bisa menjadi olahraga favorit di Bangka Belitung dan semakin dikenal masyarakat,” ujarnya.

Selain memasyarakatkan olahraga, event ini juga memberi peluang prestasi bagi anak-anak usia sekolah. Sertifikat peserta ditandatangani langsung oleh Ketua KONI dan Ketua KORMI Provinsi Bangka Belitung, sebagai pengakuan resmi.

Baca Juga  Membanggakan! Tim Akuntansi SMAN 1 Parittiga Raih Juara III Nasional Accounting Competition Trisakti School of Management

Andi Amran, peserta asal Belitung dan anggota Moeslem Archer Club, menyebut panahan sebagai sarana pemersatu. “Di sini kita bisa bertemu, bersilaturahmi, dan melepas rindu, tanpa memandang asal daerah,” kata Andi.

Acara yang berlangsung sepanjang hari ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menjadikan panahan tradisional lebih populer di Bangka Belitung. Armand menutup dengan harapan.

“Kami ingin setiap rumah punya panahan, dan semoga ke depan bisa ada event rutin minimal sebulan sekali,” ujarnya. (dnd)

Leave a Reply