Tanam 1.000 Pohon Kakao, Bank Indonesia Dukung Net Zero Emissions 

Avatar photo
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy saat melakukan penanaman pohon di Pondok Pesantren Hidayatussalikin, Pangkalpinang.

PANGKALPINANG, LASPELA – Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus berkomitmen untuk mewujudkan dan mendukung keberlanjutan dan kelestarian lingkungan dalam menjalankan proses bisnis yang ditunjukkan pada gelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) pada bulan Agustus 2025 dengan menerapkan prinsip Net Zero Emission.

Hal ini terbukti kerja nyata Bank Indonesia Bangka Belitung sukses melaksanakan penanaman simbolis 1.000 pohon kakao yang dipusatkan di Pondok Pesantren Hidayatussalikin, Pangkalpinang, Selasa (10/11/2025).

Dengan mengusung tema 1.000 Kakao untuk Bangka Belitung: Menanam Harapan, Menumbuhkan Kehidupan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari semangat KKI Net Zero Initiative yang dilakukan oleh Bank Indonesia baik di Kantor Pusat maupun seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia.

“Penanaman pohon kakao ini sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk mewujudkan dan mendukung keberlanjutan dan kelestarian lingkungan dalam menjalankan proses bisnis yang ditunjukkan pada gelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) pada bulan Agustus 2025 dengan menerapkan prinsip Net Zero Emission,” ujarnya di Pangkalpinang, Rabu (12/11/2025).

Rommy menjelaskan, transformasi ekonomi hijau menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional. Beberapa indikatornya meliputi target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, peningkatan porsi energi baru terbarukan hingga 23% pada 2025, dan penguatan ekonomi digital dengan target UMKM onboarding digital.

Baca Juga  DPRD Babel Ultimatum Mitra XL Axiata Selesaikan Sengkarut Hak Pekerja atau Hadapi Sanksi Disnaker

“Ekonomi hijau adalah game changer. Pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan kelestarian alam. Oleh karenanya, penanaman pohon ini adalah tindakan konkret Bank Indonesia untuk turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon,” katanya.

Lanjutnya, pemilihan kakao didasarkan pada dua fungsi utama, yaitu lingkungan dan ekonomi. Satu pohon kakao diperkirakan dapat menyerap 25 kg karbon per tahun, sehingga gerakan penanaman 1.000 pohon kakao di Bangka Belitung dapat menyerap total ±25 ton CO2e (Carbon Dioxide Equivalent).

“Di samping itu, pohon kakao juga menghasilkan buah yang dapat diproses menjadi coklat dan berpotensi memberi dampak nilai ekonomi untuk kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar,” jelasnya.

Rommy menyampaikan, sebanyak 1.000 pohon kakao akan ditanam di tiga wilayah, yaitu Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Bangka Selatan.

“Selain di lahan milik Pondok Pesantren Hidayatussalikin, penanaman kakao secara massal akan dilaksanakan di beberapa lokasi, yaitu di Pemali Kabupaten Bangka, Maras Senang Kabupaten Bangka dan Tepus Kabupaten Bangka Selatan,” ungkapnya.

“Penanaman ini melibatkan kelompok petani kakao yang merupakan supplier tetap dari Komunitas Kovertur Bangka (KOKOA) sebagai mitra industri pengolahan kakao di Pangkalpinang,” tambahnya.

Baca Juga  Pemutihan Tinggal 17 Hari Lagi, Warga Diimbau Segera Bayar Pajak 

Rommy menambahkan, Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan terus berperan aktif dalam mendukung agenda nasional untuk mencapai Net Zero Emission melalui kebijakan makroekonomi dan keuangan hijau, serta langkah-langkah nyata yang dapat berdampak langsung bagi lingkungan dan masyarakat.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Deki Susanto menyampaikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dengan Bank Indonesia dalam mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Deki menekankan bahwa untuk mencapai bumi yang lestari dan ekonomi yang berdaya maka perlu kerjasama bersama baik dari pemerintah daerah, regulator, dan masyarakat.

”Melalui pengelolaan yang baik, kakao dapat menjadi salah satu sumber penghidupan baru bagi masyarakat Bangka Belitung, sekaligus memperkuat rantai nilai komoditas lokal yang berdaya saing,” ujarnya

Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Hidayatussalikin, K.H. Ahmad Ja’far Siddik berharap agar penanaman pohon kakao tidak hanya berhenti di tahap awal tetapi juga memastikan kelestariannya dengan bekerja sama dengan petani binaan/mitra.

“Kerjasama ini dilakukan mulai dari tahap perawatan, pengelolaan hasil hingga menjaga harga jual produk di level petani,” tutupnya. (chu)

Leave a Reply