Di zaman sekarang, makanan pedas telah menjadi tren yang tak bisa dihindari lagi dari kalangan generasi muda, khususnya remaja. Mulai dari sambal goyang, seblak, sampai mie gacoan. Banyak remaja dan orang dewasa yang berlomba-lomba untuk melihat seberapa tahan lidah mereka.
Makanan pedas memang telah berubah dari tradisi lokal menjadi fenomenaglobal. Dulunya hanya dinikmati di budaya atau wilayah tertentu, tetapi kini menjadi tren yang sangat populer dan tersebar di seluruh dunia. Anak muda yang terbiasa dengan media sosial seringkali menjadikan rasa pedas sebagai bagian dari identitas mereka. Di medsos TikTok dan Instagram banyak sekali konten tentang tantangan makan makanan pedas.
Inovasi ini terlihat dari produk seperti sambal kemasan dengan rasa yang berbeda-beda dan modern. Sekarang, banyak orang yang menganggap bahwa pedas itu bukan lagi tentang rasa sakit, melainkan tentang mencoba hal baru dan berani. Bahkan, beberapa dari penelitian menunjukkan bahwa capsaicin dalam cabai dapat memberikan manfaat untuk kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi risiko penyakit jantung, jika kita mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar. Namun, dibalik itu, ada bahaya kesehatan yang serius.
Banyak anak muda sering mengabaikan batas aman saat makan makanan pedas. Makan pedas terlalu banyak bisa menimbulkan masalah pencernaan, seperti maag atau iritasi kronis di saluran pencernaan. Di zaman sekarang, banyak remaja yang mengalami kecanduan rasa pedas, di mana mereka terus meningkatkan tingkat kepedasan tanpa memikirkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan mereka.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan peningkatan kasus gangguan lambung di kalangan usia 15-30 tahun, yang sebagian di sebabkan karena pola makan yang tidak seimbang. Lebih mengkhawatirkan lagi, tren ini sering kali disertai dengan mengonsumsi minuman manis untuk menetralkan rasa pedas tersebut, yang justru hanya akan menambah risiko penyakit obesitas dan juga diabetes.
Inovasi makanan memang penting bagi budaya, akan tetapi kesehatanjuga harus tetap menjadi prioritas yang utama. Generasi muda khususnya remaja harus dididik tentang konsumsi makanan secara bijak. Misalnya, melalui kampanye pendidikan di sekolah atau media sosial tentang mengonsumsi makanan yang sehat dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan yang pedas. Selain itu, orang tua dan juga influencer berperan sangat
penting dalam mempromosikan pola makan yang sehat. Jika tidak, apa yang dimulai sebagai
tantangan seru itu bisa berakhir dengan masalah kesehatan yang menyakitkan dan merugikan kesehatan terutama pada generasi muda. Oleh karena itu, mari kita nikmati rasa pedas itu dengan bijak. (*)

Leave a Reply