NAMANG, LASPELA — PT TIMAH Tbk kembali menunjukkan komitmennya dalam mengelola lingkungan pascatambang secara berkelanjutan dengan melakukan penebaran bibit ikan endemik Bangka Belitung dan ikan air tawar di kolong eks tambang.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan kolong bekas tambang agar memiliki nilai ekonomi dan ekologis bagi masyarakat sekitar.
Setelah pekan lalu PT TIMAH Tbk menebarkan bibit ikan di kolong bekas tambang di kawasan Pemali, Kabupaten Bangka. Kali ini, anggota Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID menebarkan bibit ikan di kolong bekas tambang di Kawasan Pesantren Ibnu Sabil, Desa Cambai, Kabupaten Bangka Tengah, Jumat (31/10/2025).
Selain mendukung ekonomi masyarakat, PT TIMAH Tbk juga berupaya melestarikan ikan endemik Bangka Belitung. Dalam kegiatan ini, perusahaan turut melakukan penebaran jenis ikan endemik lokal sebagai bagian dari komitmen terhadap upaya konservasi keanekaragaman hayati perairan.
Ribuan bibit ikan endemik yang ditebarkan diantaranya indukan baong, tebelang, ikan tanah, belido, lais, betok, ikan sepat, tempalak Budu, seluang, klencah, tepala pinang, nilem, dan beta burdigala dan ikan air tawar lainnya seperti nila yang ditempatkan pada kolam yang berbeda.
Jenis ikan yang ditebar disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat di wilayah sekitar kolong. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah memanfaatkan potensi perairan kolong untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui kegiatan penangkapan atau budidaya ikan.
Kepala Pengasuh Pondok Pesantren Ibnu Sabil, Rizal, bersyukur dan mengapresiasi penebaran bibit ikan ini. Menurutnya, sebagian besar santri yang belajar di pesantren tersebut berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas. Oleh karena itu, kegiatan penebaran ikan ini sangat bermanfaat bagi mereka.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Anak-anak yang mondok di sini kebanyakan dari keluarga dengan ekonomi yang kurang. Dengan adanya penebaran bibit ikan ini, Insya Allah bisa membantu kebutuhan anak-anak, minimal untuk makan sehari-hari,” ujar Rizal.
Ia menjelaskan, selama ini kolam di lingkungan pesantren memang belum banyak dimanfaatkan karena jumlah ikan yang sedikit. Biasanya kolam tersebut digunakan untuk berwudhu dan kegiatan santri di sore hari.
“Jarang ada yang mancing karena ikannya memang tidak banyak. Jadi kami sangat senang kalau ada kegiatan seperti ini. Semoga bisa terus dilanjutkan karena membawa dampak positif bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Manajer PPS Alobi, Endi R Yusuf, menjelaskan bahwa penebaran bibit ikan ini menjadi salah satu upaya berkelanjutan dalam mengembalikan fungsi ekologis kolong eks tambang agar kembali produktif dan menjadi habitat alami bagi biota air.
“Hari ini kami melakukan pelepasliaran lebih dari seribu ikan endemik Bangka di kolam pesantren ini. Harapannya ikan-ikan ini bisa berkembang biak dan menjadi bagian dari ekosistem baru di kolam tersebut,” ujar Endi.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini penting dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan alam sekaligus mendukung upaya pemanfaatan lahan pasca tambang agar kembali produktif.
“Kolaborasi seperti ini bersama PT TIMAH Tbk dan pihak-pihak lain harus terus dilakukan. Tujuannya agar lahan pasca tambang tidak dibiarkan begitu saja, tapi menjadi ekosistem yang bermanfaat dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.
Melalui kegiatan penebaran ikan endemik ini, PT TIMAH Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung optimalisasi kolong eks tambang, pelestarian lingkungan, sekaligus pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. (*)”







Leave a Reply