SUNGAILIAT, LASPELA – Atlet pencak silat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus memutar otak untuk dapat berlaga di PON Bela Diri, Kudus, Jawa Tengah.
Pasalnya, hingga jadwal keberangkatan, tidak adanya perhatian dari Pemerintah Provinsi dan KONI Babel.
Alhasil, untuk berlaga dievent bergengsi tersebut, mereka harus mencari dana secara mandiri.
Pelatih pencak silat Babel, Gotek mengatakan, untuk memberangkatkan atlet dan pelatih, mereka harus mencari dana mandiri dengan menyebarkan proposal.
“Kami berjuang agar para atlet bisa berlaga di PON Beladiri Kudus. Untuk pencak silat mulai bertanding dari tanggal 17-22 Oktober,” kata Gotek, Kamis (16/10/2025).
Gotek menjelaskan, tidak mengetahui mengapa Pemprov ataupun KONI tidak memberikan perhatian kepada cabor yang berlaga di PON Beladiri.
Padahal, jika berkaca dengan provinsi lain, atlet malah diurus oleh KONI.
“Bahkan para atlet dari provinsi lain dilepas oleh pemerintah secara resmi. Atlet provinsi lain juga diberi uang saku, seragam dan lain-lain. Ini menjadi tanggung jawab KONI seharusnya, bukan malah dibalikkan ke pengurus cabor,” ucapnya.
Dia menegaskan, wajar jika atlet pencak silat mempertanyakan hal tersebut lantaran mereka membawa nama baik Provinsi Babel.
“Jangan pas kita dapat medali, baru pencitraan tampil di media dengan memberikan ucapan selamat dan apresiasi,” sesalnya.
Anggaran Tidak Memungkinkan
Polemik terkait tidak adanya dukungan dana bagi atlet Bangka Belitung yang berlaga di PON Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah, direspon langsung oleh Ketua KONI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ricky Kurniawan.
Menurut Ricky, kondisi keuangan daerah yang sulit membuat KONI Babel tidak dapat memberikan bantuan sama sekali kepada seluruh cabang olahraga (cabor) pada tahun 2025 ini.
“Pada awal tahun, saat kita tahu total anggaran yang tersedia ternyata tidak memungkinkan untuk membantu cabor sama sekali, kita langsung kumpulkan seluruh pengprov cabor dan menyampaikan bahwa tahun ini tidak ada bantuan,” kata Ricky, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (16/10/2025).
Namun saat diperjalanannya, kata Ricky, ada PON Bela Diri dan itu diliris oleh KONI Pusat.
“Kemudian kita memanggil beberapa cabor Bangka Belitung yang ada PON Bela diri. Kami tidak ada bantuan, tapi kalau teman-teman mau berangkat kita bantu untuk pendaftaran karena yang harus mendaftar itu KONI. Tapi biaya mandiri untuk keberangkatan, karena kita ada dana sama sekali, dan teman-teman menyanggupi,” bebernya.
Dikatakannya, dari enam cabang olahraga bela diri yang ada, empat cabor mendaftarkan diri, yakni taekwondo, pencak silat, gulat, dan judo. Namun, dalam perjalanannya dua di antaranya mengundurkan diri, sehingga yang berangkat hanya silat dan taekwondo.
Ia menegaskan, pihak KONI tidak lepas tangan terhadap para atlet. Selain membantu proses pendaftaran, KONI juga mengirim dua staf untuk membantu pengurusan ID card, registrasi peserta, hingga administrasi lainnya di lokasi acara.
“Kita tidak melepas mereka, pendaftaran tetap dari kita (KONI), kemarin saya juga datang pas pembukaan. Kalau untuk pengiriman kontingen tidak ada, tapi kita kirimkan staff kita dua orang untuk membantu kepengurusan id card, registrasi peserta dan lainnya,” jelas Ricky.
Selain itu, KONI Babel juga turut membantu pembayaran BPJS beberapa atlet yang sempat tidak aktif.
“Kami juga bantu komunikasi dengan kantor penghubung, dan mereka menyediakan mobil Hiace untuk transportasi atlet. Namun biaya sopir dan bensin ditanggung oleh pengprov,” tambah Ricky.
Ia memahami munculnya kekecewaan dari sejumlah pihak, terutama orang tua atlet, namun menegaskan bahwa semua cabor mengalami hal yang sama.
“Mungkin informasi ini tidak sampai ke orang tua. Tapi dari awal kami sudah komunikasikan ke seluruh cabor bahwa tahun ini memang tidak ada bantuan karena kondisi keuangan provinsi yang belum membaik,” tukasnya. (mah)
Leave a Reply