Pemkot Pangkalpinang Apresiasi BPS: Data Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Terpantau Jelas

Avatar photo
Editor: Iwan Satriawan
Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) secara rutin oleh BPS Kota Pangkalpinang, Rabu (1/10/2025).

PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Kota Pangkalpinang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kinerja Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pangkalpinang dalam merilis Berita Resmi Statistik (BRS) secara rutin.

Dalam kegiatan yang berlangsung Rabu (1/10/2025), BPS mengungkapkan bahwa inflasi tahunan di Pangkalpinang pada September 2025 terkendali di angka 1,75 persen.

Kegiatan BRS yang berlangsung di ruang pertemuan BPS ini dihadiri oleh berbagai unsur pemerintah daerah, termasuk Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Juhaini, serta perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Menurut Juhaini, keberadaan data yang valid dan akurat menjadi landasan utama dalam merumuskan kebijakan pembangunan.

Ia menegaskan bahwa informasi statistik seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi bukan sekadar angka, melainkan penunjuk arah pembangunan yang efektif dan tepat sasaran.

“Data ini bukan hanya laporan, tapi panduan bagi kami. Tanpa data yang akurat, kebijakan bisa meleset dari target. Kolaborasi dengan BPS penting agar pembangunan berjalan berdasarkan realita di lapangan, bukan asumsi,” tegas Juhaini.

Pemerintah Kota Pangkalpinang, melalui pernyataan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, menegaskan bahwa data yang disediakan BPS menjadi dasar penting dalam menyusun langkah-langkah strategis ke depan, khususnya di bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami akan terus menggunakan data sebagai referensi utama dalam perencanaan pembangunan. Ini bentuk komitmen kami terhadap tata kelola yang transparan dan berbasis bukti,” ungkap Juhaini.

Dalam paparannya, Ahli Statistik BPS Pangkalpinang, Aja Nasrun, menjelaskan bahwa inflasi tahunan sebesar 1,75 persen didorong terutama oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang naik hingga 6,08 persen.

Kelompok pengeluaran lainnya yang turut menyumbang inflasi adalah:
* Perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik 3,52 persen
* Rekreasi dan budaya: naik 1,51 persen
* Kesehatan: naik 1,02 persen
* Restoran dan makanan minuman: naik 1,22 persen

Sementara itu, beberapa kelompok justru mengalami penurunan harga (deflasi), seperti:
* Pendidikan: turun tajam hingga 9,90 persen
* Transportasi: turun 1,05 persen
* Informasi dan komunikasi: turun 0,14 persen

Beberapa komoditas yang paling memicu inflasi meliputi daging ayam ras, cabai merah, beras, dan bawang merah, sedangkan penekan harga berasal dari angkutan udara, biaya sekolah, bensin, dan telepon seluler.

Selain membahas inflasi, kegiatan ini juga menyoroti pentingnya keterbukaan data dan peran BPS sebagai jembatan informasi antara pemerintah dan masyarakat.

BPS Kota Pangkalpinang secara rutin memantau indikator ekonomi strategis, seperti pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan, dan ketenagakerjaan.

Kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari upaya “mendekatkan data kepada masyarakat”, agar masyarakat dan pelaku ekonomi dapat membuat keputusan yang lebih tepat.

“Dengan rilis rutin seperti ini, masyarakat bisa mengetahui kondisi ekonomi terkini dan mengantisipasi kemungkinan ke depan, terutama di tengah ketidakpastian global,” ujar Aja Nasrun.

Menjelang akhir tahun, BPS mengingatkan perlunya antisipasi terhadap gejolak harga pangan, terutama dengan potensi naiknya permintaan saat libur akhir tahun dan perayaan besar.

“Meski inflasi masih dalam batas aman, kami mendorong pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada, khususnya terhadap harga pangan yang fluktuatif,” tambah Aja. (dnd)

 

Leave a Reply