PANGKALPINANG, LASPELA – Turnamen “Setal” atau kelereng yang diselenggarakan oleh Pemuda Desa Puput Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah ini sukses digelar bahkan mencuri perhatian bagi desa lain.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali permainan atau olahraga tradisional yang telah lama menghilang, sehingga sangat jarang generasi milenial memainkan setal atau kelereng ini.
Turnamen “Setal” merupakan ajang perlombaan perdana yang diselenggarakan di Bangka Belitung khususnya di Desa Puput guna memperkenalkan permainan tradisional ini kepada generasi penerus
“Kita gelar kegiatan ini dengan tujuan untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi penerus apalagi di era moderisasi jangan sampai permainan tradisional ini hilang,” kata salah satu pemuda Desa Puput, Agus Sari kepada media ini, Jumat (19/9/2025).
Selain itu, turnamen ini juga sebagai ajang silaturahmi antar pemuda dengan masyarakat sehingga persatuan dan kekompakan akan terus terjaga.
“Alhamdulillah disambut antusias dari warga yang menyaksikan langsung pertandingan turnamen setal ini,” ucapnya.
Dikatakan Agus, turnamen yang dilakukan sejak seminggu terakhir ini dilaksankan dengan sukses, mulai dari pendaftaran sampai berjalannya permainan. Turnamen dengan sistem gugur diikuti sebanyak 112 peserta, dengan hadiah tropi, beras dan uang pembinaan.
“Ahamdulillah untuk peserta lebih dari yang kita targetkan, bahkan yang tadi permainan ini hanya untuk warga Puput, tapi dari desa lain juga ingin ikut serta memeriahkan. Permainan setal ini berlangsung di Stadion Ngensanak Gasing Desa Puput,” ujarnya.
Lanjutnya, suksesnya turnamen setal ini tentu tidak lepas dari dukungan masyarakat, tokoh masyarakat, serta disupport oleh CV Asakawa Konsultant, Oke Group, serta Bos Peri.
Mengingat dukungan dan antusias dari masyarakat sangat luar biasa, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengadakan turnamen ini lebih besar dan lebih meriah lagi
“InsyaAllah ini akan menjadi agenda rutin kita setiap tahunnya, nantinya kita berharap turnamen selanjutnya diselenggarakan ditingkat Kecamatan bahkan tidak menutup kemungkinan bisa diadakan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, apalagi kita sudah mendapatkan support dari pemerintah,” ungkap Agus.
“Kami berharap semoga permainan tradisional tidak dilupakan di era moderisasi ini dan masih bisa dirasakan pada anak dan cucu kelak nanti,” tutupnya. (chu)
Leave a Reply