Kebaranian Kecil Menata Masa Depan

* Shineese Christabelle

Avatar photo

Shineese Christabelle Putri Salim. Anak pertama dari tiga bersaudara yang kini baru saja menamatkan pendidikan di SMA Anugrah Tanjungpandan. Sekilas, ia tampak seperti remaja kebanyakan, dengan hobi mengeksplorasi hal-hal baru dan cita-cita sederhana menjadi dokter hewan.

Namun, di balik kelembutannya, tersimpan tekad kuat yang membuatnya berbeda.

Sejak kecil, gadis kelahiran 26 Oktober 2007 ini bukanlah sosok yang percaya diri. Berbicara di depan kelas saja terasa menegangkan. Namun, takdir mempertemukannya dengan GenRe (Generasi Berencana)—sebuah wadah remaja yang peduli pada masa depan, kesehatan, dan pendidikan. Dari situlah perlahan, ia belajar menumbuhkan keberanian.

“Dulu saya pemalu, bahkan saat presentasi pun rasanya berat sekali. Tapi sejak bertemu komunitas GenRe yang berisi remaja hebat, saya merasa tertantang untuk ikut berkembang,” ungkapnya dengan senyum tulus.

Kini, Shineese bukan lagi gadis yang menunduk di tengah keramaian. Ia berdiri di depan banyak orang, menjadi juru bicara dan inspirator bagi teman-temannya.

Melalui perannya sebagai Duta GenRe, ia tidak hanya menemukan versi terbaik dirinya, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat.

Baca Juga  Ini Strategi Yovita untuk Penuhi Stok Darah di Bangka Barat

Bagi Shineese, GenRe bukan sekadar label atau ajang bergengsi. Lebih dari itu, GenRe adalah panggilan jiwa. Ia percaya, dengan pengetahuan yang dimiliki, ia bisa menjadi agen perubahan.

“Kita bisa menciptakan generasi berkualitas, dengan edukasi dan teladan,” ucapnya.

Dari Ide Sederhana Menjadi Gerakan

Di tengah perjalanan itu, lahirlah sebuah gagasan bernama TWEET (Teens With Teens). Menurut Shineese, manusia adalah makhluk visual. Ia membaca sebuah data: sekitar 65% manusia belajar lebih efektif lewat visual. Maka, ia menciptakan program ini untuk menghadirkan media kreatif yang bisa mengedukasi sekaligus menginspirasi remaja.

TWEET bukan sekadar simbol, tetapi ruang solidaritas. “Melalui TWEET, saya berharap remaja bisa saling menguatkan, bersama-sama melawan Triad KRR. Bahkan, ini tidak hanya untuk remaja, tetapi juga terbuka bagi semua kalangan,” jelasnya.

Hobi, Cita-cita, dan Impian

Di sela kesibukannya, Shineese tetap remaja biasa yang penuh rasa ingin tahu. Ia suka exploring—mulai dari mencoba coding, desain, hingga berjualan. Satu lagi yang membuatnya istimewa: mimpinya sederhana namun penuh kepedulian. Ia ingin menjadi dokter hewan.

“Saya ingin menolong mereka yang tidak bisa berbicara,” katanya lirih.

Baca Juga  Produksi Padi Babel Baru Cukupi 31,24 Persen Kebutuhan

Lebih jauh, ia juga sedang mempersiapkan diri untuk meraih beasiswa ke luar negeri, tepatnya Inggris. Bukan hanya karena kualitas pendidikan, tetapi karena Inggris baginya adalah titik kumpul budaya.

“Banyak orang dari latar belakang berbeda datang ke sana. Dari perbedaan itu, banyak pelajaran yang bisa kita ambil,” ungkapnya penuh harapan.

Cahaya dari Belitung

Dari Belitung, Shineese membawa sebuah pesan: bahwa perubahan besar selalu dimulai dari keberanian kecil. Dari seorang gadis pemalu, ia menjelma menjadi remaja yang berdaya, yang tidak hanya mengejar mimpinya sendiri, tetapi juga menyalakan cahaya bagi sesamanya.

“Saya ingin terus berkembang, serta memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar,” ucapnya pelan, seakan mengingatkan bahwa setiap langkah kecil pun berarti.

Shineese adalah bukti bahwa generasi muda bukan sekadar penerus, tetapi juga pembawa cahaya. Ia melangkah dengan keyakinan, bahwa perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 dimulai dari keberanian remaja hari ini. (rul)

Leave a Reply