NAMANG, LASPELA – Memiliki segudang potensi di bidang ketahanan pangan, tak heran jika Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah selalu menjadi tempat kunjungan para pelancong dari mancanegara.
Apalagi Desa Namang dinobatkan sebagai Desa Berketahanan Pangan dan Iklim pada Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) oleh Badan Pengembangan dan Informasi Desa dan Daerah Tertinggal dari Kementerian Desa RI.
Salah satu ketahanan pangan di Desa Namang yakni madu Hutan Pelawan hanya ada di Bangka Belitung yang menghasilkan madu pelawan, dari madu pelawan ini lah menghasilkan madu pahit yang tidak dimiliki daerah lain.
Desa Namang juga menjadi salah satu desa yang dinobatkan oleh Presiden Republik Indonesia, melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia menjadi delegasi Indonesia dalam pertemuan ASEAN Village Network (AVN), untuk kategori “One Village One Product” (OVOP) pada bulan Juli tahun 2023-2024 lalu.
Bahkan Desa Namang sendiri sudah dikunjungi hampir 80 lebih negara. Dan baru-baru ini beberapa turis dari berbagai negara juga berkunjung ke Desa Namang untuk melihat dan menikmati langsung potensi yang ada.
“Alhamdulillah kita menerima kunjungan wisatawan dari mancanegara diantaranya dari Afrika, Mesir, Senegal Pakistan dan dari Amerika Serikat dengan tujuan ingin mencicipi langsung madu pelawan di tempatnya,” kata Kades Namang Zaiwan kepada media ini, Senin (25/8/2025).
Dikatakan Zaiwan, selain itu tujuan dari wisatawan mancanegara ini berkunjung ke Desa Namang mengingat Hutan Pelawan ini sudah dikenal secara internasional, bahkan pihaknya juga telah di undang oleh Bank Dunia, karena hutan pelawan ini telah membantu dunia untuk emisi gas rumah kaca, isu pemanasan global.
Maka dengan sendirinya mereka (wisatawan) mengetahui bahwa Bangka Belitung ini bukan hanya dikenal dengan pertambangan saja, tapi ada sesuatu yang unik tersimpan di negeri serumpun sebalai ini yakni madu pahit dari Hutan Pelawan yang ada di Desa Namang.
“Timbulah rasa penasaran mereka ini untuk melihat hutan nya, menikmati langsung madu nya, dan wisata kuliner yang ada di desa namang ini,” ujarnya.
Zaiwan mengungkapkan, pada saat kunjungan wisatawan dari lima negara ini meninggalkan kesan yang sangat baik bagi desa namang.
“Mereka sangat senang sekali bisa mencicipi madu pahit hutan pelawan, bahkan akan kembali lagi kesini dengan mengajak keluarganya,” ucapnya.
Selain potensi unggulan di ketahanan pangan, Desa Namang juga punya pemberdayaan kearifan lokal morok jerami, dambusnya, makan bedulang dan wisata mentilin yang tidak dimiliki desa lainnya.
“Kita juga mengenalkan kepada mereka binatang jenis mentilin, musang, kukang, burung-burung khas bangka belitung, yang mana semua ini tidak dimiliki desa lainnya.
Zaiwan menambahkan, untuk potensi unggulan kedepan Desa Namang akan lebih menggenjot lagi Berketahanan Pangan dan Iklim dengan lebih memperbanyak kelompok-kelompok usaha madu, kelompok ketahanan pangan, di bidang peternakan dan pertanian. Dengan tujuan untuk menunjang pariwisata di Desa Namang ini.
“Kami tak pernah bosan mengajak masyarakat untuk beralih ke bidang peternakan, pertanian, pariwisata meski masih ada masyarakat yang masih nambang, cuma hampir sekitar 60 persen masyarakat kita sudah meninggalkan pertambangan, dan mereka saat ini sudah menikmati hasil hutan pelawan, dari sawah, pariwisata, peternakan, pertanian,” tutupnya. (chu)
Leave a Reply