PANGKALPINANG, LASPELA– Debat publik kedua Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025 yang digelar KPU pada Selasa malam (19/08/2025) di Hotel Aston Emidary Bangka Conference Center, menjadi panggung penting bagi pasangan calon nomor urut 3, Prof. Saparudin (Prof. Udin) dan Dessy Ayutrisna, (Cece Dessy), untuk menyampaikan visi-misi mereka.
Dalam kesempatan itu, Cece Dessy membuka penyampaian visi-misi dengan penuh ketulusan dan sentuhan emosional. Ia menegaskan bahwa dirinya hadir bukan semata sebagai calon wakil wali kota, tetapi juga sebagai seorang anak, seorang ibu, dan seorang perempuan yang lahir dan besar di Pangkalpinang.
“Malam ini saya berdiri di sini, bukan hanya sebagai calon wakil wali kota. Saya berdiri sebagai seorang anak, seorang ibu, dan seorang perempuan. Saya lahir dan besar di tanah ini, tumbuh bersama Bapak dan Ibu sekalian, merasakan langsung suka dan duka hidup di kota tercinta kita ini,” ungkap Cece Dessy.
Ia menceritakan bagaimana dirinya memahami kesulitan masyarakat sehari-hari, mulai dari seorang ibu yang berjuang menjaga dapur tetap mengepul, ayah yang khawatir biaya pendidikan anaknya, hingga orang tua yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan memadai. Cece juga menyoroti persoalan Universal Health Coverage (UHC) di Pangkalpinang yang masih belum tercapai, dan berkomitmen memperjuangkannya.
“Itu sebabnya saya dan Prof. Udin datang. Kami ingin menghadirkan transformasi sosial ekonomi agar warga Pangkalpinang tidak lagi khawatir tentang pekerjaan dan penghasilan. Kami ingin membangun infrastruktur yang mempermudah hidup rakyat, membuka pintu rezeki, dan membuat kota ini lebih layak ditinggali. Kami ingin menghadirkan pelayanan publik yang inovatif, cepat, ramah, dan berpihak pada yang lemah,” tegasnya.
Lebih jauh, Cece Dessy menekankan pentingnya demokrasi lokal yang kuat, kerukunan sosial, serta pelestarian lingkungan sebagai pondasi pembangunan kota.
“Pangkalpinang ini indah karena keberagamannya. Kita rukun karena saling menghormati. Itulah warisan yang harus kita rawat, agar anak-anak tumbuh dalam kota yang damai. Dan kita tidak boleh melupakan lingkungan kita, karena laut, sungai, dan alam adalah sumber kehidupan,” ujarnya.
Setelah itu, Prof. Udin melanjutkan visi-misi dengan penegasan komitmen mereka untuk membangun Pangkalpinang yang seimbang, berdaya saing, amanah, inklusif, rukun, dan tangguh dalam melestarikan lingkungan serta memperkuat nilai budaya.
“Kami tidak datang membawa janji kosong. Kami datang membawa cinta untuk kota ini dan tekad untuk melayani dengan sepenuh hati. Dengan doa, kerja, dan kebersamaan, kite pacak membangun Pangkal,” tutup Prof. Udin. (*/dnd)
Leave a Reply