PANGKALPINANG, LASPELA – Calon Wali Kota Pangkalpinang, Basit, menyampaikan gagasan inovatif dalam bidang pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal dalam sesi tanya jawab publik pada Debat Publik Kedua Pilkada Ulang 2025.
Dalam penyampaiannya, Basit menyoroti potensi besar budaya Melayu dan kearifan lokal lainnya yang ada di Pangkalpinang. Ia menyebutkan, kota ini memiliki keragaman etnis yang kaya, termasuk komunitas Cina-Melayu yang hidup berdampingan secara harmonis.
Menurut data yang ia peroleh dari Forum Kebangsaan terdapat 29 suku yang bermukim di Pangkalpinang, masing-masing memiliki keunikan seni dan budaya yang dapat dieksplorasi lebih dalam.
“Semua budaya ini harus kita optimalkan menjadi daya tarik wisata. Heritage budaya bukan hanya dilestarikan, tapi juga diinovasikan agar punya nilai ekonomi. Bahkan, perempuan-perempuan lokal bisa dilibatkan dalam program inovasi wisata ini, baik sebagai pelaku seni, pengrajin, maupun pemandu wisata budaya,” ujar Basit, Selasa (19/8/2025).
Ia juga menyinggung rencana penguatan sektor UMKM lokal. Menurutnya, kehadiran pasar modern saat ini telah mengancam eksistensi toko kelontong tradisional. Oleh karena itu, Basit mengusulkan langkah modernisasi ritel tradisional tanpa harus bergantung sepenuhnya pada APBD.
“Kita dorong toko kelontong agar tidak kalah saing dengan retail modern. Program ini bisa berjalan lewat kemitraan dengan pihak swasta dan perusahaan multinasional,” kata Basit.
Menjawab pertanyaan soal beban hidup masyarakat seperti subsidi LPG 3 kg, Basit menegaskan perlunya terobosan yang tidak membebani anggaran secara langsung.
“Pendekatan kolaboratif antara pemerintah daerah dan mitra usaha untuk menjaga daya beli masyarakat sambil menciptakan program distribusi yang lebih adil dan efisien,” katanya.
Menutup pernyataannya, Basit menegaskan bahwa semua ide yang ia bawa bukan sekadar wacana, namun lahir dari kegelisahan terhadap kondisi riil masyarakat.
“Kami hadir untuk membenahi dengan cara yang bisa dirasakan langsung oleh warga. Kolaborasi, inovasi, dan pemberdayaan adalah kuncinya,” katanya. (dnd)
Leave a Reply