Debat Pertama, Molen Usulkan Pelabuhan Baru untuk Tekan Inflasi

Avatar photo
Calon Wali KotaNomor Urut Dua, Molen pada Debat Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Jumat (8/8/2025).

PANGKALPINANG, LASPELA – Dalam forum pendalaman visi dan misi Calon Wali Kota Pangkalpinang yang berlangsung dalam debat publik pertama, Jumat (8/8/2025) Calon Wali Kota, Maulan Aklil atau Molen tampil dengan gagasan strategis untuk menurunkan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .

Molen menyoroti persoalan tingginya biaya logistik yang menurutnya menjadi salah satu penyebab utama mahalnya harga bahan pangan, terutama ikan, pada musim-musim tertentu.

“Logistik kita mahal karena transportasi laut masih bergantung pada pasang surut air. Dibutuhkan waktu 11–12 jam kapal menunggu untuk bisa masuk. Ini jadi penyebab inflasi. Solusinya, kita dorong pembangunan pelabuhan baru sebelum Jembatan Emas, yang dulu sudah kita inisiasi,” ujar Molen pada Debat Calon Wali Kota Pangkalpinang, Jumat (8/8/2025).

Ia juga menambahkan bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari rumah tangga, dengan mengajak warga menanam tanaman pangan seperti cabai secara mandiri.

“Kalau setiap rumah menanam cabai, itu sudah sangat membantu. Ketahanan pangan bukan hanya tugas pemerintah, tapi seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Menanggapi gagasan Molen, Calon Wali Kota nomor urut tiga, Udin, menekankan bahwa pembangunan pelabuhan merupakan kewenangan pemerintah provinsi, sehingga kerja sama lintas pemerintah harus diperkuat.

“Pelabuhan itu penting, dan kita harus bekerja sama dengan provinsi. Tapi untuk jangka pendek, emak-emak kita sekarang sedang kesusahan. Harga sembako mahal. Maka kita perlu sering melakukan operasi pasar murah, apalagi saat harga mulai naik,” tegas Udin.

Basit Cinda menambahkan bahwa selain infrastruktur dan operasi pasar, kontrol distribusi dan pengawasan stok barang juga menjadi kunci penting. Ia menekankan pentingnya pembentukan satgas pangan untuk mencegah penimbunan dan kelangkaan.

“Kalau distribusi barang tidak dikontrol, bisa terjadi kelangkaan yang memicu lonjakan harga. Pelabuhan penting, tapi tidak cukup. Harus ada pengawasan di titik distribusi oleh satgas dan pihak berwenang,” ungkapnya.

Sementara itu, Eka memberikan penekanan pada pentingnya kemandirian ekonomi masyarakat Pangkalpinang. Menurutnya, solusi jangka panjang bukan hanya soal logistik dan pasar, tapi juga kemampuan kota ini untuk memproduksi barang dan jasa secara mandiri.

“Kalau kita hanya bicara pelabuhan atau operasi pasar tanpa memproduksi sendiri, masalah inflasi dan stok akan terus berulang. Kita harus berani mengubah Pangkalpinang menjadi kota industri dan jasa, yang mandiri secara ekonomi,” ucap Eka.

Menanggapi berbagai masukan dari para kandidat lainnya, Molen menyambut baik perbedaan sudut pandang dan menyatakan bahwa semua gagasan tersebut bisa saling melengkapi dalam merancang kebijakan yang holistik untuk Pangkalpinang.

“Semua jawaban dari kawan-kawan luar biasa. Ini menunjukkan kita semua peduli dan ingin Pangkalpinang maju. Mari kita bahagia dan tetap semangat membangun Pangkalpinang bersama-sama,” tutup Molen. (dnd).

 

 

 

Leave a Reply