PANGKALPINANG, LASPELA – Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) kembali menggelar Indonesian Actuaries Summit (IAS) yang ke-8 pada tahun 2025. Mengangkat tema “Navigating Uncertainty, Shaping Tomorrow”, ajang tahunan ini menjadi momen penting dalam membangun masa depan profesi aktuaris yang adaptif, inklusif, dan relevan dengan tantangan zaman.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didaulat menjadi tuan rumah kegiatan nasional ini, yang berlangsung selama tiga hari pada 24–26 Juli 2025 di Hotel Novotel, Bangka Tengah. Sebanyak 500 peserta yang terdiri dari aktuaris profesional, akademisi, dan praktisi industri dari seluruh Indonesia mengikuti kegiatan ini secara luring dan daring.
Ketua Umum PAI, Paul Setio Kartono, menjelaskan bahwa IAS bukan sekadar forum tahunan, tetapi merupakan sarana strategis untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta memperkuat kolaborasi antaranggota profesi, lembaga, dan kalangan akademik.
“Profesi aktuaris dituntut menjadi penunjuk arah di tengah ketidakpastian yang kian meningkat. Karena itu, IAS’25 kami harapkan menjadi momentum memperkuat daya saing aktuaris agar tetap adaptif dan relevan,” ujar Paul.
Saat ini, PAI mencatat ada 532 aktuaris bersertifikat FSAI, 312 dengan gelar ASAI, serta sekitar 6.000 kandidat aktuaris yang tengah menempuh jalur profesional.
“Profesi aktuaris makin diminati. Lebih dari 40 universitas telah membuka program studi aktuaria, dan setiap tahunnya rata-rata 2.000 mahasiswa baru tertarik menekuni bidang ini,” jelasnya.
Namun demikian, Paul juga menyoroti tantangan pemerataan profesi aktuaris di berbagai sektor.
“Hingga kini, 72 persen aktuaris masih terserap di industri asuransi. Di sektor pemerintahan, jumlahnya baru sekitar 1 persen, seperti di OJK. Padahal kebutuhan akan keahlian aktuaria semakin luas, mulai dari pengelolaan risiko hingga jaminan sosial,” tambahnya.
Tak hanya itu, PAI juga tengah menyusun panduan profesi untuk menjadi konsultan yang andal dan beretika, serta memperkuat kompetensi bidang data analitik melalui pelatihan dan ujian khusus.
Dalam penutupannya, Paul menegaskan komitmen PAI untuk terus berkontribusi dalam pengembangan industri keuangan di Indonesia.
“Tahun ini kami akan merampungkan riset terkait metode penentuan premi dan analisis sistem asuransi kesehatan, khususnya yang melibatkan skema co-payment. Ini bagian dari langkah nyata kami menjawab kebutuhan industri,” tandasnya. (chu)
Leave a Reply