PANGKALPINANG, LASPELA – Asam urat seringkali dikaitkan dengan pola makan yang tidak tepat, khususnya konsumsi makanan tinggi purin. Padahal, dengan pemahaman yang benar dan pengaturan diet yang tepat, gejala asam urat dapat dikendalikan dan kualitas hidup penderita tetap terjaga.
Purin adalah senyawa alami yang ditemukan dalam sel-sel tubuh serta berbagai jenis makanan. Saat tubuh memecah purin, senyawa ini akan menghasilkan asam urat sebagai produk akhirnya. Normalnya, asam urat akan larut dalam darah dan dikeluarkan melalui ginjal. Namun, jika produksi asam urat berlebih atau ginjal tidak mampu membuangnya dengan baik, maka kadar asam urat akan meningkat dan menumpuk di persendian, menyebabkan nyeri dan peradangan.
Menurut berbagai sumber kesehatan seperti Mayo Clinic, WebMD, dan Kementerian Kesehatan RI, makanan tinggi purin yang sebaiknya diwaspadai terutama oleh penderita asam urat antara lain:
Jeroan (hati, ginjal, babat)
Daging merah (sapi, kambing)
Seafood seperti udang, kepiting, kerang, dan ikan sarden
Makanan kaleng dan olahan (sarden kaleng, daging olahan)
Kacang-kacangan tertentu seperti kacang tanah, kedelai, dan produk olahannya
Sayuran tertentu seperti bayam, asparagus, dan kembang kol (meski dalam jumlah sedang masih aman)
Ahli gizi menyarankan agar penderita asam urat memperbanyak konsumsi air putih untuk membantu membuang asam urat lewat urin, serta mengonsumsi makanan rendah purin seperti buah-buahan, susu rendah lemak, telur, dan sayuran hijau non-purinik.
Selain itu, gaya hidup aktif dan menjaga berat badan ideal juga menjadi faktor penting dalam mengontrol kadar asam urat. Konsumsi alkohol dan minuman tinggi fruktosa seperti soda pun sebaiknya dihindari karena dapat menghambat pembuangan asam urat oleh ginjal.
Dokter spesialis penyakit dalam juga mengingatkan bahwa asam urat tidak hanya menyerang lansia. Saat ini, gaya hidup modern membuat penderita asam urat mulai muncul di usia 30-an.
Penting bagi masyarakat untuk mengenali makanan tinggi purin dan bijak dalam memilih konsumsi harian. Diet seimbang, hidrasi cukup, serta aktivitas fisik rutin bisa mencegah kekambuhan asam urat.
Dengan pemahaman yang benar dan tindakan pencegahan yang tepat, asam urat bukanlah akhir dari kenikmatan kuliner, melainkan awal dari gaya hidup yang lebih sehat dan terkontrol.
Meski tidak semua purin bersifat “berbahaya,” bagi penderita asam urat atau orang dengan kadar asam urat tinggi, penting untuk mengenali jenis makanan yang perlu dibatasi.
Sayuran dan Makanan Nabati Tinggi Purin yang Perlu Diwaspadai:
1. Bayam
2. Asparagus
3. Kembang kol
4. Jamur
5. Kacang panjang
6. Kacang tanah
7. Kacang kedelai dan olahannya (tempe, tahu, susu kedelai)
8. Daun singkong
9. Buncis
Meskipun kandungan purin dalam sayuran tidak setinggi daging merah atau jeroan, beberapa studi menunjukkan bahwa jenis purin nabati memiliki dampak lebih ringan. Namun, bagi penderita asam urat yang sering kambuh, sebaiknya konsumsi sayuran ini tetap dibatasi.
Sayuran aman dan disarankan untuk penderita asam urat:
✅ Wortel
✅ Timun
✅ Labu siam
✅ Terong ungu
✅ Selada air
✅ Kol
✅ Tomat
✅ Paprika
✅ Brokoli
✅ Pare (dalam jumlah sedang)
✅ Sayur bening daun katuk atau bayam merah (secara berkala dan tidak berlebihan)
Sayuran tersebut rendah purin dan tinggi serat, vitamin C, serta antioksidan yang justru membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi ginjal dalam mengeluarkan asam urat dari tubuh.
Tips Konsumsi Aman:
Hindari memasak dengan santan kental atau digoreng berulang.
Perbanyak minum air putih (2-3 liter/hari) agar asam urat larut dan mudah keluar lewat urin.
Hindari makanan tinggi lemak dan gula berlebih karena memperberat kerja ginjal.
Menurut Kementerian Kesehatan RI dan sumber medis terpercaya seperti Cleveland Clinic, mengatur pola makan merupakan langkah utama dalam mencegah kekambuhan asam urat, selain pengobatan medis.
Dengan pilihan yang tepat, penderita tetap bisa menikmati sayur tanpa khawatir. Edukasi gizi yang tepat, penderita asam urat bisa tetap sehat tanpa harus mengorbankan kelezatan makanan sehari-hari. (*/rul)
Leave a Reply