Usia Bukan Halangan, 99 Lansia Babel Diwisuda: Mereka Bukan Beban, Tapi Aset Bangsa

Avatar photo

PANGKALPINANG, LASPELA — Tangan renta tak menghalangi semangat mereka menggenggam ijazah. Sebanyak 99 lansia dari lima kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung resmi diwisuda dalam program Sekolah Lansia Berdaya, sebuah inisiatif yang mengangkat martabat kaum lanjut usia agar tetap aktif, sehat, dan bermanfaat bagi keluarga serta masyarakat.

Senyum bangga, dan pelukan hangat mewarnai suasana prosesi wisuda. Momen ini bukan hanya tentang kelulusan, tetapi simbol dari pengakuan bahwa lansia adalah subjek pembangunan, bukan sekadar objek yang dilindungi.

Program ini digagas Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Bangka Belitung, sebagai bagian dari strategi nasional dalam menghadapi bonus demografi dan transisi menuju aging population.

“Di Bangka Belitung hari ini hampir 100 lansia ikut diwisuda S1 dan S2. Ini bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup di tengah meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Fazar Supriadi Sentosa.

Fazar menjelaskan bahwa pendidikan di Sekolah Lansia dibagi ke dalam tiga simbol jenjang:
S1 atau Standar 1, untuk pengetahuan diri, misalnya tentang kesehatan, gizi dan sebagainya. S2 untuk berbagi pengetahuan kepada keluarga, dan S3 untuk membagikan manfaat lebih luas ke masyarakat.

Baca Juga  Wabup Bangka Barat Gencarkan Jumat Bersih di Pasar Mentok 

“Mereka belajar agar bisa mengingatkan anak dan cucunya tentang pentingnya gizi, pola hidup sehat, dan pencegahan stunting. Ini bagian dari kontribusi lansia terhadap pembangunan manusia Indonesia,” tambahnya.

Kegiatan belajar di sekolah lansia dilakukan sebulan sekali, maksimal 12 pertemuan dalam setahun, dengan materi yang membahas kesehatan fisik dan mental, keterampilan hidup, hingga penguatan peran sosial lansia di tengah keluarga.

Semangat Belajar Tak Pernah Usang

Ketua TP PKK Bangka Belitung, Nikomang Widari, turut memberikan apresiasi dan motivasi kepada para wisudawan.
“Walau sudah masuk usia lansia, ibu-ibu ini tetap aktif dan berperan. Sekolah lansia ini bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat membangun semangat, keterampilan, dan jejaring sosial,” ujarnya.

Ia menambahkan, sekolah lansia menjadi sarana penting untuk meminimalkan risiko kesehatan mental seperti depresi dan kesepian serta hipertensi, yang kerap dialami lansia karena kehilangan peran dalam keluarga.

Baca Juga  Catat Tanggalnya! Babel Explore 2025 Siap Digelar, Hiburan Edukasi hingga Dukung Ekonomi 

Lansia Berdaya, Masyarakat Sejahtera
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi lansia terus meningkat, termasuk di Bangka Belitung. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, pertambahan jumlah lansia bisa menjadi tantangan besar. Namun, dengan program seperti ini, para lansia justru diberdayakan menjadi pengingat nilai-nilai hidup sehat dan produktif.

“Lansia bukan beban. Mereka aset bangsa. Kita harus terus mendukung mereka agar tetap sehat, berdaya, dan terlibat dalam pembangunan,” tutup Nikomang.

Wisuda ini bukan akhir, melainkan langkah awal untuk membangun masyarakat yang inklusif lintas usia. Dari ruang kelas sederhana, para lansia ini belajar kembali tentang hidup, dan dari balik toga sederhana mereka mengajarkan pada kita bahwa usia tak pernah menghalangi seseorang untuk terus tumbuh dan memberi makna. (rul)

Leave a Reply