Tahun Ajaran Baru, Erwandy Tegaskan Pentingnya Sinergi Dinas dan Sekolah Wujudkan Pendidikan Berkarakter dan Inklusif

Editor: Iwan Satriawan
Kepala Dindikbud Kota Pangkalpinang, Erwandy. (dok)

PANGKALPINANG, LASPELA — Tahun ajaran baru 2025/2026 yang dimulai pada Senin lalu menjadi momentum penting bagi Kota Pangkalpinang dalam membangun sistem pendidikan berbasis karakter dan inklusif.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pangkalpinang menegaskan pentingnya sinergi antara arah kebijakan dan praktik nyata di sekolah, demi terciptanya pendidikan yang menyentuh seluruh aspek kehidupan anak.

Kepala Dindikbud Kota Pangkalpinang, Erwandy, menyampaikan bahwa semangat baru pendidikan harus dirasakan bukan hanya di ruang rapat atau dokumen kebijakan, tetapi juga dalam interaksi guru dan murid di dalam kelas.

“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan di Pangkalpinang tidak hanya soal angka, tetapi juga tentang membentuk anak-anak kita menjadi manusia yang cerdas, berdaya saing, dan berakhlak baik,” ujar Erwandy, Kamis (17/7/2025).

Erwandy menekankan bahwa momen awal tahun ajaran harus dimanfaatkan oleh seluruh elemen pendidikan untuk memperkuat kolaborasi.

“Guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah harus berjalan bersama dalam mendorong kualitas pendidikan yang lebih baik dan relevan dan pendidikan harus menyentuh sisi kemanusiaan. Guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga pembimbing dan pendengar yang baik,” katanya.

Untuk itu ia mengajak kepada semua Guru untuk menjadikan ruang kelas sebagai tempat anak-anak merasa dihargai, didengar, dan ditumbuhkan potensinya.

Tak hanya aspek karakter, Erwandy juga menyoroti pentingnya penerapan pendidikan inklusif.

Ia menegaskan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial atau kondisi khusus, harus mendapatkan layanan pendidikan yang setara dan bermakna.

“Ini adalah tanggung jawab besar yang harus kita jaga bersama. Setiap anak, apa pun latar belakang sosialnya, harus memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mendapatkan pendidikan yang layak, bermutu, dan bermakna,” ujarnya.

Tidak hanya itu, tahun ini Dindikbud juga mendorong satuan pendidikan untuk menguatkan pembelajaran berbasis literasi, numerasi, dan karakter.

“Dimana kebijakan ini sejalan dengan arahan kurikulum nasional yang menempatkan anak sebagai subjek utama dalam proses belajar. Kita ingin menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tapi juga nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan kepedulian sosial,” lanjut Erwandy.

Erwandy juga menuturkan jika Guru-guru di Pangkalpinang didorong untuk terus berinovasi, termasuk dalam mempersiapkan diri menghadapi kebijakan pembelajaran coding.

“Kami mendorong guru untuk tidak berhenti belajar, terus beradaptasi, dan memanfaatkan teknologi secara cerdas. Coding bukan hanya tentang komputer, tapi soal logika, kreativitas, dan kesiapan menghadapi masa depan,” jelasnya.

Erwandy pun memberikan imbauan agar seluruh tenaga pendidik menjaga semangat pelayanan yang berpihak pada murid.

“Saya apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru di Pangkalpinang. Mari jaga semangat melayani dengan hati, buka ruang dialog yang sehat dengan siswa, dan jadilah penggerak utama suasana belajar yang ramah dan humanis,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala sekolah SD Negeri 28 Pangkalpinang, Suhainah menegaskan komitmennya terhadap pendidikan inklusif yang memberikan ruang belajar bagi semua anak di kelas reguler tanpa diskriminasi.

“Inklusif merupakan sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat dengan kelas reguler bersama teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa bisa belajar bersama tanpa perbedaan,” kata Suhainah.

Menurutnya, pendidikan karakter berahklak jauh lebih mudah ditanamkan dalam lingkungan inklusif, di mana anak-anak terbiasa hidup berdampingan dalam keberagaman.

“Sekolah adalah tempat yang tepat dalam penerapan perilaku agar mudah diterima dengan baik di sekolah reguler, bukan selalu ditempatkan di sekolah khusus. Saya mendukung penuh program ini agar anak-anak memiliki akhlak mulia dalam bersikap dan berperilaku terhadap sesama,”tambahnya.

Dalam upaya mendukung pembelajaran berbasis minat dan bakat, SDN 28 Pangkalpinang juga memberi ruang bagi siswa untuk aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

“Kami memberi ruang dan waktu buat anak-anak untuk mengasah dan menerapkan kemampuan sesuai minatnya. Lewat kegiatan ekstrakurikuler, kami berharap anak-anak siap bersaing secara sehat dalam ajang perlombaan dan kegiatan masyarakat, baik di dalam maupun di luar sekolah,” jelas Suhainah.

Menanggapi dorongan Dindikbud terkait pemanfaatan teknologi, SDN 28 Pangkalpinang telah mengaktifkan pelatihan dan pendampingan guru.

Inisiatif ini mencakup pembekalan teknologi melalui pelatihan berbayar maupun kelompok belajar, serta pengimbasan kepada guru-guru lain.

“Guru-guru kami, kami dorong untuk terus berinovasi dengan memfasilitasi sarana, dana, dan pelatihan. Guru yang sudah ikut pelatihan coding wajib mengimbaskan kepada guru lain di kombel.

Tujuannya agar pembelajaran lebih bermakna dan dapat diterapkan langsung kepada siswa,” tuturnya.

Data dari Dindikbud mencatat jumlah siswa SD di Pangkalpinang tahun ini mencapai sekitar 4.200 anak, dan siswa SMP lebih dari 3.800.

Jumlah ini menunjukkan bahwa penguatan sistem pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh, dengan dukungan semua pihak. (dnd)

Leave a Reply