Pangkalpinang Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Babel, Sektor Inilah Kontributor Utamanya

Editor: Iwan Satriawan
Dewi Savitri Kepala BPS Kota Pangkalpinang, Senin (7/7/2025).

PANGKALPINANG, LASPELA – Setelah melewati masa sulit sepanjang tahun 2024, perekonomian Kota Pangkalpinang mulai menunjukkan pemulihan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 8,98 persen pada triwulan I 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Capaian ini menjadi yang tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kepala BPS Kota Pangkalpinang, Dewi Savitri, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, kondisi ekonomi sempat mengalami kontraksi cukup dalam.

“Rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2024 berada diangka – 2,30 persen. Setiap triwulannya menunjukkan penurunan, mulai dari triwulan I sebesar -3,19%, triwulan II -2,95%, triwulan III -2,69%, dan triwulan IV -0,47%,” jelasnya.

Namun, memasuki awal 2025, tren negatif tersebut mulai berubah arah. Dewi menyebutkan bahwa sektor sekunder, khususnya industri pengolahan, menjadi kontributor utama dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Pangkalpinang.

“Sektor sekunder tumbuh hingga 38,85 persen, sangat jauh di atas sektor lainnya yang hanya tumbuh sekitar 1 persen. Industri pengolahan ini mencakup listrik dan gas, pengadaan air, pengelolaan sampah, dan yang paling signifikan adalah pengolahan timah,” ujarnya saat dihubungi Media Laskar Pelangi, Senin (7/7/2025)

Salah satu indikator penting yang menunjukkan kebangkitan ekonomi adalah kembalinya ekspor timah, yang pada triwulan I 2024 sama sekali tidak terjadi.

Kini, ekspor logam timah kembali bergeliat, menjadi pendorong utama kenaikan ekspor daerah.

“Ekspor kita mulai bergerak lagi. Tahun lalu di triwulan pertama tidak ada ekspor timah sama sekali, tapi sekarang sudah mulai berjalan. Ini sangat berdampak pada ekonomi lokal,” tambah Dewi.

Meski begitu, Dewi mengingatkan bahwa pemulihan ekonomi belum sepenuhnya kembali ke kondisi normal.

Ia berharap tren positif ini terus berlanjut di triwulan II dan seterusnya. Jika kegiatan ekonomi berjalan lebih stabil, ada potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dari capaian saat ini.

“Dengan kondisi sekarang, ini sudah menjadi titik balik. Tapi kita masih menunggu data triwulan II. Kalau aktivitas ekonomi semakin normal, bisa saja pertumbuhan kita melewati angka 8,98 persen,” pungkasnya. (dnd)

 

Leave a Reply