Kasatpolairud Beberkan Dugaan Keterlibatan Oknum dalam Tambang Ilegal Teluk Inggris

Petugas saat menertibkan aktivitas tambang ilegal di Perairan Teluk Inggris, Mentok, Bangka Barat.

MENTOK, LASPELA — Penertiban tambang ilegal di Perairan Teluk Inggris, Kecamatan Mentok, Bangka Barat kembali menguak fakta mengejutkan. Kasatpolairud Polres Bangka Barat, Iptu Yudi Lasmono, mengungkap adanya indikasi keterlibatan oknum dalam aktivitas tambang liar tersebut, termasuk dugaan peran aktor intelektual di balik operasi 13 unit ponton isap produksi (PIP) yang telah ditarik dari lokasi.

Dari hasil penyelidikan awal di lapangan, sejumlah penambang memberikan informasi mencurigakan.

“Beberapa penambang bahkan menyebut oknum wartawan yang diduga menyuruh mereka bekerja di lokasi. Kami juga mendapatkan informasi bahwa ada oknum yang terlibat lebih jauh, dan hal ini sedang kami dalami,” ujar Yudi, Sabtu (6/7/2025).

Baca Juga  Dua Pemuda Dicokok Polisi Bersama Puluhan Gram Sabu

Langkah awal penyelidikan kini difokuskan pada penelusuran pemilik-pemilik ponton guna membongkar alur komando dan kemungkinan keterlibatan pihak eksternal, termasuk dari luar wilayah Bangka Barat.

“Kami akan telusuri semua ponton yang ada, termasuk informasi yang kami terima. Jika benar, kami akan panggil dan periksa oknum tersebut,” tegasnya.

Tak hanya itu, Yudi juga membantah keras rumor liar yang beredar mengenai dugaan adanya uang koordinasi sebesar Rp300 ribu yang disebut-sebut diterima oleh pihak kepolisian dari para penambang.

“Itu informasi tidak benar alias hoaks. Kami tidak pernah menerima uang apapun seperti diberitakan. Kami bekerja sesuai tupoksi, berdasarkan hukum dan tidak main-main jika ada pelanggaran,” tegasnya lagi.

Baca Juga  Ini Rangkaian HUT ke-49 PT Timah, dari Kegiatan Sosial, Olahraga hingga Keagamaan 

Meskipun telah berulang kali dilakukan penertiban, aktivitas tambang ilegal di wilayah itu tak kunjung surut. Yudi menyebut bahwa modusnya cenderung berulang—kabur saat razia, muncul kembali setelah aparat meninggalkan lokasi.

“Begitu ditindak, aktivitas bubar. Tapi dalam beberapa hari, muncul lagi. Kami terus lakukan pemantauan dan bila perlu, tindakan lanjutan akan dilakukan kembali,” tutupnya. (oka)

 

Leave a Reply