BNNK Basel Libatkan Dokter dan Psikolog Memutus Rantai Peredaran Narkoba

Avatar photo
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bangka Selatan (Basel) menggelar Talk Show tatap muka yang sarat edukasi dan inspirasi, pada peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2025
TOBOALI, LASPELA – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bangka Selatan (Basel) menggelar Talk Show tatap muka yang sarat edukasi dan inspirasi, pada peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2025 dengan mengusung tema nasional “Memutus Rantai Peredaran Gelap Narkoba Melalui Pencegahan, Rehabilitasi dan Pemberantasan Menuju Indonesia Emas 2045″.
Sebanyak 40 peserta hadir dalam kegiatan ini, terdiri dari berbagai unsur masyarakat seperti organisasi pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat, Ormas Islam, Duta Genre, Bujang Dayang, serta organisasi kepemudaan lainnya.
Para peserta dibekali dengan pemateri dari kalangan medis dan psikolog yakni dr. Maike Yosal, yang membedah dampak narkoba dari sisi medis dan Psikolog Muhammad Wardiansyah Putera, S.Psi, M.Psi, yang menyoroti sisi psikologis pengguna serta pendekatan rehabilitatif yang manusiawi.
Kepala BNNK Basel, Hendra Amoer, mengatakan generasi muda memiliki posisi vital dalam memutus rantai penyalahgunaan narkoba karena mereka merupakan kelompok paling rentan namun juga paling potensial untuk menjadi agen perubahan.
“Anak muda harus berdiri di garda depan, mereka memiliki energi, pengaruh di media sosial, dan jaringan komunitas yang luas. Sehingga anak muda yang harus lebih diberdayakan,” katanya, Selasa (24/6/2025).
“Kegiatan ini dirancang sebagai wadah membentuk agen perubahan yang dapat menyebarkan pesan anti narkoba di lingkungan masing-masing,” sambungnya.
Ia menyebut, Talk Show ini menjadi momentum penting dalam membangun generasi muda yang sadar bahaya narkoba, sekaligus mampu menjadi pelopor perubahan sosial.
“Selain itu, pendekatan pencegahan yang efektif harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu diri sendiri, keluarga, lingkungan sekolah, hingga masyarakat luas,” ujarnya.
Bukan itu saja, lanjut Hendra pentingnya edukasi berkelanjutan, rehabilitasi berbasis kemanusiaan, dan penegakan hukum yang tegas terhadap pengedar serta bandar narkoba.
Sehingga para peserta diajak memahami strategi yang bisa dilakukan di komunitas masing-masing, seperti penyuluhan berbasis digital, kampanye kreatif, dan peer education di sekolah maupun lingkungan pemuda.
“Dengan langkah ini, BNNK Basel percaya bahwa cita-cita Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa generasi muda yang kuat, bebas dari narkoba, dan siap menjadi pemimpin masa depan,” pungkasnya. (Pra)

Leave a Reply