PANGKALPINANG, LASPELA – Suara rem motor yang berdecit kerap dianggap hal biasa oleh sebagian pengendara. Padahal, suara tersebut bisa menjadi peringatan dini adanya gangguan serius pada sistem pengereman kendaraan.
Instruktur Safety Riding PT. Asia Surya Perkasa, Main Dealer Honda Bangka Belitung, Hariyansha, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap suara rem berdecit. “Rem adalah komponen vital dalam keselamatan berkendara. Kalau mulai berbunyi, itu sinyal ada masalah yang harus segera diperiksa,” tegasnya.
Penyebab Umum Rem Berdecit:
✔️ Kampas rem sudah menipis atau aus.
✔️ Permukaan cakram atau tromol kotor.
✔️ Adanya kotoran atau benda asing yang menempel di sistem pengereman.
Menurut Hariyansha, jika suara rem berdecit dibiarkan tanpa penanganan, bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berisiko mengurangi efektivitas pengereman. “Suara itu bisa jadi tanda awal kampas rem mulai habis. Kalau diabaikan, rem bisa kehilangan daya cengkeram, bahkan berpotensi menyebabkan kecelakaan,” jelasnya.
Kondisi yang lebih parah dapat terjadi ketika kampas rem yang sudah habis menyebabkan gesekan langsung antara logam rem dan cakram atau tromol. Hal ini tidak hanya menimbulkan suara berisik, tetapi juga bisa merusak komponen rem lain yang tentunya berdampak pada biaya perbaikan yang lebih besar.
Tanda Tambahan Rem Bermasalah:
⚠️ Rem terasa kurang pakem atau tidak responsif.
⚠️ Pedal atau tuas rem terasa lebih dalam atau kosong.
⚠️ Terdengar bunyi gesekan logam saat mengerem.
“Begitu ada suara berdecit, apalagi disertai rem kurang pakem, segera bawa motor ke bengkel resmi. Pemeriksaan menyeluruh penting untuk memastikan sistem pengereman tetap optimal,” tambah Hariyansha.
Honda Babel terus mengimbau para pengguna motor Honda untuk rutin memeriksa kondisi pengereman demi keselamatan di jalan. Jangan tunggu hingga rem benar-benar bermasalah baru dilakukan perbaikan.
“Prinsip Cari Aman harus selalu diutamakan. Suara kecil seperti decitan itu sinyal penting. Lebih baik mencegah lebih awal daripada menyesal di kemudian hari,” tutup Hariyansha. (*)
Leave a Reply