PANGKALPINANG, LASPELA – Di tengah tantangan global terkait perubahan iklim dan krisis lingkungan, PT Timah Tbk menegaskan peran strategisnya dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian alam. Sebagai pelaku utama di industri pertambangan timah nasional, perusahaan ini terus melangkah dengan komitmen kuat terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Tak sekadar jargon, komitmen ini diterjemahkan ke dalam berbagai aksi nyata. Melalui serangkaian program yang terukur dan berkesinambungan, PT Timah membangun fondasi kuat untuk masa depan yang lebih hijau. Mulai dari reklamasi lahan dan laut, efisiensi energi, pemantauan kualitas air, hingga pelestarian keanekaragaman hayati, seluruh langkah diarahkan untuk mendukung target besar: net zero emission.
Sebagai bagian dari holding industri pertambangan MIND ID, PT Timah telah mereklamasi total 3.222,28 hektar lahan bekas tambang di daratan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sepanjang 2015–2024. Reklamasi ini dilakukan melalui revegetasi dan bentuk restorasi lainnya untuk menghidupkan kembali ekosistem yang sempat terganggu aktivitas tambang.
Tak hanya di darat, reklamasi laut juga menjadi fokus utama. Program inovatif seperti penenggelaman fish shelter, artificial reef, transplantasi karang, serta penanaman mangrove dilakukan secara intensif. Sejak 2016, PT Timah telah menenggelamkan 3.105 fish shelter, 7.680 artificial reef, serta 1.475 unit transplantasi karang, dan berhasil melakukan restocking lebih dari 40 ribu cumi di perairan Bangka Belitung.
Di wilayah Kepulauan Riau, langkah reklamasi laut dilakukan melalui pemasangan penahan abrasi sepanjang 2.360 meter, penanaman mangrove seluas 12,81 hektar, dan restocking 3.800 ekor kepiting bakau selama periode 2017–2024.
Tak berhenti di situ, memasuki Kuartal I tahun 2025, PT Timah mencatat capaian signifikan dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), yakni sebesar 32.844 ton CO₂e, dari target tahunan sebesar 131.271 ton CO₂e. Sebuah langkah konkret dalam kontribusi terhadap upaya global menghadapi perubahan iklim.
“Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan bagi PT Timah bukan sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tapi merupakan tanggung jawab moral dan komitmen kolektif untuk memulihkan dan menjaga ekosistem,” ujar Anggi Siahaan, Department Head Corporate Communication PT Timah.
Selain menjalankan program internal, PT Timah juga aktif menggandeng berbagai pihak dalam inisiatif penghijauan. Bekerja sama dengan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, hingga kelompok masyarakat, perusahaan ini ikut serta dalam program penanaman pohon untuk memperkuat upaya konservasi.
Atas berbagai inisiatif dan capaian tersebut, PT Timah pun mendapat apresiasi dalam bentuk penghargaan Proper Emas dan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagai bukti komitmen dan konsistensi dalam menjalankan praktik pertambangan yang bertanggung jawab.
PT Timah membuktikan bahwa tambang dan alam tak harus saling meniadakan. Di tangan perusahaan yang visioner, industri pertambangan justru bisa menjadi agen pemulih dan penjaga bumi. (*)
Leave a Reply