TOBOALI, LASPELA–Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, mengakui bahwa kasus penyelundupan timah masih sering terjadi di Bangka Belitung sebagai penghasil timah terbesar. Akan tetapi pemerintah Provinsi Bangka Belitung tidak bisa bertindak lebih karena keterbatasan anggaran, sarana dan prasana.
Gubernur Babel, Hidayat Arsani menyebutkan kegiatan ilegal itu sangat merugikan Negara dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selaku asal bahan baku.
“Hal ini sangat bedampak pada kerugian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Babel, selaku punya wilayah dari kekayaan pasir timah tapi tidak dapat apa-apa,” kata Gubernur Babel Hidayat Arsani, Selasa (3/6/2025).
Selain itu, Dayat menegaskan, penyelundupan pasir timah di Babel harus dibumihanguskan, namun Pemprov Babel dan Pemkab memiliki keterbatasan dalam melakukan hal itu.
“Baik dalam hal anggaran maupun hal lainnya, oleh karena itu, kita berharap kepada pihak Kepolisian Daerah, Polres dan TNI untuk bersama-sama dalam membasmi penyelundupan ini,” tegasnya.
Ia menjelaskan, pembentukan tim satgas pemberantasan penyeludupan timah yang merugikan negara dan masyarakat di daerah penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia ini sudah dilakukan.
“Minimal mengingatkan atau mengurangi beban yang selama ini 10 kali nyelundup, sekarang hanya bisa 3 kali, 7 nya hilang tidak ada lagi,” ujarnya.
Ia menyebut, hal ini dilakukan secara berkala, karena kalau untuk hilang total ia merasa cukup berat dengan sarana dan prasarana yang tidak mendukung.
“Terkecuali, pihak PT. Timah Tbk menyediakan sarana prasarananya, kapal dan lainnya untuk petugas Kepolisian dan TNI AL dalam rangka menindak tegas dan menangkap penyelundupan tersebut. Saya rasa hal ini bisa di basmi di Basel ini, karena terkadang terkendala dari sarana prasaranan dan operasionalnya,” tukasnya. (Pra)

Leave a Reply