Peran BI Jaga Stabilitas Pangan: Fasilitasi Pengiriman Daging Sapi Beku hingga Dorong Kerja Sama B2B

Kepala Perwakilan BI Babel, Rommy S. Tamawiwy

PANGKALPINANG, LASPELA – Dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan dan meredam laju inflasi, Bank Indonesia (BI) tidak hanya mengandalkan pemantauan harga secara harian, tapi juga aktif memfasilitasi distribusi pangan lintas daerah. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengiriman 17,5 ton daging sapi beku dari Jakarta ke Belitung Timur sebagai bagian dari strategi penguatan pasokan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pasca-Ramadan.

Pengiriman ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Koperasi Pengendali Inflasi Daerah (KPID) dan Perum Bulog Kantor Cabang Belitung. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, menyebut kolaborasi lintas lembaga ini sebagai bentuk nyata dari sinergi yang dibutuhkan untuk mengawal inflasi tetap dalam koridor target nasional.

“Bank Indonesia terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam menjamin ketersediaan pasokan pangan. Distribusi daging beku ini adalah salah satu hasilnya,” ujar Rommy, Selasa (3/6/2025).

Tak hanya itu, Rommy mengungkapkan bahwa BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga aktif mendorong model Kerja Sama Antar Daerah (KAD) berbasis skema Business to Business (B2B) untuk menjamin pasokan strategis antarwilayah. Sepanjang Mei 2025, empat KAD berhasil diinisiasi, melibatkan sejumlah pelaku usaha dari Bangka Belitung dan daerah sentra produksi pangan.

Baca Juga  Satgas Pangan Siap Bertindak! Penimbun Sembako Terancam Penjara dan Denda Rp50 Miliar

Empat kerja sama tersebut meliputi:

1. Perdagangan daging ayam beku antara AA Frozen (Belitung Timur) dan CV Wahana Sejahtera Foods (Bekasi).

2. Perdagangan sapi antara AA Frozen dan CV Selamat Jaya (Pangkalpinang).

3. Distribusi cabai dari UD Restu Bumi (Banyuwangi) ke Tako Cabe Dayat (Pangkalpinang).

4. Pengiriman bawang merah dari PT Sumber Bawang Indotrading (Brebes) ke Sumber Bawang (Pangkalpinang).

 

Langkah ini dipandang sebagai bentuk adaptasi cerdas menghadapi dinamika pasokan, terutama ketika fluktuasi harga menjadi ancaman kesejahteraan masyarakat.

Bank Indonesia juga memanfaatkan teknologi pemantauan harga secara real-time melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Data ini menjadi rujukan penting dalam mengantisipasi gejolak harga dan menentukan lokasi serta waktu pelaksanaan intervensi pasar.

Baca Juga  Dari Apel hingga Aksi Pungut Sampah, PT Timah Area Kundur Gaungkan Semangat Cinta Lingkungan

“Sinergi kuat antara BI, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat adalah kunci menjaga inflasi tetap rendah dan stabil. Inilah fondasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi Bangka Belitung,” pungkas Rommy.

Leave a Reply