MEKKAH, LASPELA – Di tengah keterbatasan alat dan bahan, semangat melayani tak pernah padam. Kamis (29/5/2025) Dapur Lansia Kloter 08 PLM resmi beroperasi penuh setelah dua hari menjalani masa uji coba sejak Selasa (27/5/2025). Kehadirannya disambut hangat dan penuh syukur oleh para jemaah haji lanjut usia (lansia).
Dikutip dari website Kemenang Babel, kabar bahagia ini disampaikan langsung oleh Ketua Kloter 08, H. Juandi, melalui pesan suara kepada tim Humas Kemenag Babel. Ia menyebutkan, cuaca di Kota Mekkah cukup stabil, suhu 34 derajat celcius.
“Alhamdulillah, program dapur lansia sudah dimulai. Menu pagi kami sajikan bubur putih, dan untuk makan siang kami siapkan bubur merah,” ungkap Juandi.
Dapur lansia ini bukan sekadar ruang memasak, melainkan wujud kasih sayang dan perhatian bagi para jemaah sepuh yang tak lagi mampu mencerna nasi seperti biasa. Dengan peralatan seadanya dan bahan yang terbatas, tim pendamping tetap berusaha menyajikan makanan yang lembut, hangat, dan mudah dikonsumsi.
Dapur ini mungkin sederhana bentuknya, namun kehangatan yang tercipta darinya terasa luar biasa. Di tanah suci, dalam kondisi fisik yang tidak lagi prima, para lansia tetap bisa merasa diperhatikan, dimuliakan, dan dicintai.
“Program ini kami rancang sebagai alternatif menu bagi lansia, mengingat dalam beberapa hari terakhir, sebagian jemaah mengalami penurunan kondisi kesehatan dan kesulitan mengkonsumsi nasi,” tambahnya.
Respons positif pun mengalir deras. Banyak jemaah lansia yang mengajukan permintaan agar dapat menikmati bubur sebagai menu harian mereka. Bahkan, dapur ini kini tak hanya melayani sarapan dan makan siang, tapi juga makan malam.
Tak berhenti sampai di situ, Juandi dan tim juga telah menjalin koordinasi erat dengan sektor penyedia konsumsi. Namun jika kebutuhan belum terpenuhi, tim kloter siap mengambil alih sepenuhnya demi memastikan para jemaah tidak kekurangan asupan.
Menyongsong puncak ibadah haji—Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina)—tim kloter juga intens melakukan visitasi dan edukasi langsung kepada jemaah. Persiapan fisik dan mental menjadi fokus utama.
“InsyaAllah, jemaah kami akan mulai diberangkatkan ke Armuzna pada 4 Juni mendatang. Kami terus berupaya memberikan edukasi seputar ibadah dan kesehatan agar mereka siap secara lahir maupun batin,” ujar Juandi.
Penguatan manasik ibadah disampaikan langsung oleh pembimbing Hj. Rika Yudawati dan TPHD H. Sawiran, sedangkan edukasi kesehatan ditangani oleh dokter kloter. (kemenag/rul)
Leave a Reply