TOBOALI, LASPELA – Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Bangka Selatan angkat bicara pasca adanya aktivitas penambangan timah ilegal di sumber air baku Balai Benih Ikan (BBI) Kolong Ringeng Toboali.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Bangka Selatan, Risvandika mengatakan pihaknya sudah beberapa kali memperingatkan para penambang untuk tidak melakukan aktivitas penambangan timah di Kolong Ringeng itu.
“Kami dinas hanya bisa koordinasi dan menyampaikan dan kami juga sudah musyawarah dengan para penambang agar berhenti melakukan aktivitas penambangan di kolong Ringeng itu,” kata Risvandika, Rabu (28/5/2025).
Tak hanya itu, kata Risvandika pihaknya juga sudah sering meminta bantuan pihak aparat penegak hukum dan Satpol PP untuk menertibkan para penambang ilegal itu.
“Kita sudah menyurati pihak terkait seperti polres , kodim dan satpol PP dan kita juga sudah menyurati pihak wasprod PT timah Toboali agar dapat membantu kami dalam mengatasi para penambang liar yang telah mencemari sumber air baku BBI, sekali lagi kami mohon ditertibkan,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya,Warga di sekitaran Balai Benih Ikan (BBI) milik Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Bangka Selatan di Kolong Ringeng, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan resah adanya aktivitas tambang timah ilegal jenis TI sebu atau tungau yang telah mencemari sumber air di wilayah tersebut.
Limbah tambang ilegal ini bukan hanya mengotori sumber air masyarakat, tapi juga mengancam kebersihan air yang sangat penting untuk menjaga kualitas benih ikan di BBI.
Padahal, keberadaan air bersih menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan sehari-hari warga dan keberlangsungan usaha budidaya ikan.
Meski sudah beberapa kali mendapat penindakan dari tim gabungan Polres Bangka Selatan dan Kodim 0432/Bangka Selatan, termasuk pembakaran ponton tambang oleh petugas, para penambang tetap nekat beroperasi, terutama di malam hari.
“Kami sebagai warga sangat resah. Mereka bekerja diam-diam di malam hari. Petugas sempat datang dan bertindak, tapi mereka tetap nekat beroperasi seolah-olah tidak takut hukum,” ungkap seorang warga yang minta identitasnya dirahasiakan, Selasa (27/5/2025).
Ia menyebut, saat ini ada sekitar 15 unit tungau yang aktif menambang di lokasi tersebut. Bahkan, beberapa di antaranya tengah merakit ponton baru untuk beroperasi.
“Kira-kira ada 15 unit yang bekerja di situ, dan ada yang sedang membuat ponton baru,” jelasnya. (Pra)
Leave a Reply