Sulap Lahan Bekas Tambang Jadi Kebun Nanas, PT Timah dan Petani Badau Tunjukkan Jalan Baru Rehabilitasi Lingkungan

Foto: ist

“Setelah mencoba berbagai pupuk tanpa hasil optimal, kami akhirnya menggunakan kotoran ayam. Hasilnya, pertumbuhan tanaman membaik,” jelas Suhari. Meski panen pertama belum sempurna, rasa manis nanas tetap terjaga, menandakan potensi besar di musim tanam berikutnya.

Ia pun optimistis, jika pendampingan dari PT Timah terus berlanjut, lahan ini bisa berkembang menjadi pusat perkebunan nanas lokal dengan nilai ekonomi tinggi.

“Kami merasa bangga dan bersyukur. Ini bukan hanya proyek, tapi pengalaman yang memberi kami harapan baru. Yang penting, kami tetap kompak dan semangat,” ujar Suhari penuh semangat.

Baca Juga  Kabupaten/Kota Terima 66 Persen Opsen Pajak, Lebih Besar Dibandingkan Pemungut

Lebih dari Sekadar CSR

Sekretaris Desa Badau, Janiwati, turut memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini. Menurutnya, langkah PT Timah bukan hanya memberikan bantuan fisik, tapi juga mengedukasi dan membina masyarakat agar mampu mandiri mengelola lahan.

Baca Juga  Lebih dari Sekadar Wisata, Museum Timah Indonesia Mentok Jadi Ruang Belajar Generasi Muda

“Ini bentuk CSR yang nyata dan menyentuh. Tidak semua perusahaan melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan lingkungan pascatambang. Ini patut jadi contoh,” tegasnya.

Leave a Reply