Menurut Hariyansha, penggunaan spion yang ideal mencakup pemasangan dua unit spion dalam kondisi baik, serta pengaturan sudut pandang yang tepat. Dengan demikian, pengendara dapat memantau sisi kiri, kanan, dan sebagian area belakang secara optimal.
Ia juga mengingatkan pentingnya kebiasaan mengecek spion secara berkala, bahkan saat tidak sedang bermanuver. Rutinitas kecil ini bisa menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran situasional di jalan.
“Setiap beberapa detik, sempatkan melirik spion. Ini bisa memberi kita waktu bereaksi saat ada kendaraan yang tiba-tiba muncul dari belakang. Hal sederhana yang bisa menyelamatkan nyawa,” jelasnya.
Selain itu, pengendara juga dianjurkan untuk memeriksa kestabilan spion sebelum berangkat. Spion yang terlalu bergetar akan menurunkan kualitas pantulan, yang pada akhirnya bisa mengganggu konsentrasi.
Hariyansha mengajak seluruh pengguna motor untuk mengubah cara pandang terhadap spion — dari sekadar gaya menjadi bagian dari budaya aman berkendara.
“Jangan remehkan spion. Keselamatan tidak hanya datang dari arah depan, tetapi juga dari belakang. Mulai dari hal kecil, karena #Cari_Aman itu dimulai dari kebiasaan,” tutupnya. (*/chu)
Leave a Reply