PANGKALPINANG, LASPELA– Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Pangkalpinang menargetkan untuk membuat 100 inovasi yang berasal dari Intansi Pemerintahan, Swasta, hingga sekolah-sekolah selama tahun 2025.
Dari 100 inovasi yang berhasil dikumpulkan akan dipilah-pilah untuk memilih inovasi yang memenuhi kualifikasi yang akan pihaknya nilai dapat diusulkan masuk dalam daftar Innovative Government Award (IGA) selanjutnya.
“Berbeda dari sebelumnya, kali ini kami akan melibatkan sekolah-sekolah SD maupun SMP dimana mereka sudah banyak menciptakan inovasi. Selama ini inovasi yang masuk ke kita berasal dari OPD dan masyarakat semua kita serap kita ambil, nah kali ini kita juga akan ambil dari sekolah-sekolah,” ujar Kepala Bapperida Kota Pangkalpinang, Yan Rizana, Sabtu (24/5/2025).
Yan menuturkan, jika sekolah-sekolah di Kota Pangkalpinang siap membantu menghadirkan inovasi-inovasi, Yan juga mengaku jika saat ini pihaknya telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah walaupun melalui Daring.
“Kami membina rekan-rekan yang melakukan inovasi khususnya sekolah-sekolah SD dan SMP bagaimana inovasi itu kita bawa untuk masuk dalam list yang akan kita bawa untuk penghargaan. Bagaimana caranya, adminitrasi, dan tahapannya akan kita bina dan kita fokus melakukan itu,” tuturnya.
Target 100 inovasi berasal dari inovasi OPD, inovasi dari masyarakat dan juga inovasi sekolah dibantu oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang. Yan mengatakan saat ini pihaknya sedang memproses inovasi-inovasi yang sudah masuk dan inovasi tersebut langsung berada dalam bimbingan pihaknya.
“Jadi bimbing mana saja yang kita lihat memenuhi kualifikasi dari OPD mana, SD dan SMP yang mana saja. Inovasi-inovasi tersebut harus kita nilai terlebih dahulu dan kita bina, jangan sampai ada inovasi yang kita masukan ke IGA award ternyata tidak sesuai persyaratan,” katanya.
Lebih lanjut Yan menjelaskan untuk menjadi inovasi yang masuk dalam daftar masuk ke IGA Award tentu harus memenuhi beberapa persyaratan yang tidak mudah, dan dari 100 inovasi tidak semua inovasi yang dimunculkan memenuhi semua persyaratan untuk masuk ke dalam proses kualifikasinya.
“Kami bersyukur antusias sekolah-sekolah juga luar biasa, karena mereka juga sudah banyak melakukan inovasi-inovasi baik guru dan sekolahnya, namun mereka tidak tahu ada hal seperti ini, inilah moment kami sosialisasikan ke mereka dan mereka memanfaatkan ini dengan luar biasa,” ujarnya. (dnd)
Leave a Reply