MENDOBARAT, LASPELA–Tolib seorang nelayan asal Dusun Labuh, Desa Labuh Air Pandan, Kecamatan Mendo Barat, yang sebelumnya dikabarkan hilang, usai badai menerjang bagan tempatnya beristirahat di Perairan Penagan, Kabupaten Bangka, berhasil ditemukan tim gabungan, Jumat (23/5/2025) malam dalam keadaan meninggal dunia.
Jenazah pria ini selanjutnya langsung di evakuasi tim gabungan ke rumah duka di Desa Labuh Air Pandan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang, I Made Oka Astawa mengungkapkan usai menerima informasi kejadian yang menimpa seorang nelayan yang hilang dan tenggelam di perairan laut Penagan, Muara Nunukan Kabupaten Bangka, pihaknya memberangkatkan 1 tim rescue menuju lokasi kejadian guna melakukan pencarian terhadap korban pada koordinat 2°11’31.84″S 105°44’44.28″E.
Tim SAR Gabungan yang didukung oleh, Rescuer Kansar Pangkalpinang, Babinsa, BPBD Bangka, Laskar Sekaban, Pramuka Peduli, SAKA SAR dan keluarga korban akan melakukan upaya pencarian bersama untuk menemukan keberadaan korban.
Setiba di lokasi, Tim SAR Gabungan melakukan koordinasi dengan keluarga korban dan masyarakat sekitar untuk melakukan upaya pencarian terhadap korban.
Selanjutnya sekitar pukul 22.25 WIB tubuh korban berhasil ditemukan warga dalam keadaan meninggal dunia dengan jarak 1 Nautical Mile dari lokasi kejadian.
Tim SAR bergegas menuju lokasi penemuan dan melakukan evakuasi terhadap tubuh korban menuju rumah duka di Desa Labuh Air Pandan.
“Terima kasih tentunya kami ucapakan kepada segenap masyarakat dan unsur Tim SAR Gabungan yang melakukan pencarian terhadap korban. Kami Basarnas senantiasa menghimbau kepada masyarakat yang melakukan aktifitas di perairan untuk memperhatikan kondisi cuaca yang sering berubah-ubah.” imbuh Oka.
Diberitakan sebelumnya, seorang nelayan asal Dusun Labuh, Desa Labuh Air Pandan, Kecamatan Mendo Barat, dikabarkan hilang, usai badai menerjang bagan tempatnya beristirahat.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (23/5/2025) sekitar pukul 02.00 WIB di perairan Muara Nunukan.
Kepala Desa Labuh Air Pandan, Tarmizi membenarkan adanya peristiwa nahas tersebut.
Dikatakannya, kejadian itu bermula pada Kamis (22/5/2025) sekitar pukul 06.00 WIB, saat Tolib datang ke bagan milik Ahyung di perairan Muara Nunukan untuk berlabuh dan beristirahat.
Saat itu, Ahyung dan Hendri diketahui telah berada di bagan selama kurang lebih satu minggu untuk menangkap udang belacan.
Namun pada dini hari keesokan harinya, tepatnya Jumat pukul 02.00 WIB, badai tiba-tiba menerjang kawasan tersebut. Bagan roboh akibat terpaan angin dan gelombang.
“Ahyung dan Hendri berhasil naik ke perahu, namun Tolib hilang dan belum ditemukan hingga saat ini,” kata Tarmizi, saat dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, Jumat (23/5/2025) malam.
Pencarian sempat dilakukan oleh Hendri pada pukul 07.00 WIB, namun hanya ditemukan perahu milik Tolib dalam keadaan pecah.
Hingga sore hari, tepatnya pukul 16.30 WIB, Ahyung dan Hendri kembali ke darat dan melaporkan kejadian tersebut kepada Gunawan yang merupakan salah satu warga setempat.
Mendengar kabar tersebut, warga langsung melakukan upaya pencarian bersama beberapa nelayan di sekitar lokasi kejadian. Namun pencarian belum membuahkan hasil.
“Atas kejadian ini kami juga meminta pihak Basarnas untuk melakukan pencarian terhadap korban,” ujarnya.
Sementara itu, Ahyung dan Hendri telah dievakuasi ke rumah warga di Desa Labuh Air Pandan untuk mendapatkan bantuan dan pemulihan kondisi pasca kejadian.(wan)
Leave a Reply