Plastik Daur Ulang Berbahaya untuk Bungkus Daging Kurban, Ini Alternatif yang Bisa Digunakan

Ilustrasi pengemasan daging

PANGKALPINANG, LASPELA — Hari raya Iduladha erat dengan proses penyembelihan hewan kurban. Daging kurban yang telah dipotong akan dibagikan kepada penerima yang berhak. Selama ini, untuk pembungkus daging kurban masih menggunakan plastik kresek. Padahal penggunaan plastik ini sudah dihindari karena mengandung bahan berbahaya yang dapat mempengaruhi kualitas daging.

Panitia hewan kurban di masjid, disarankan untuk tidak menggunakan plastik kresek hitam untuk membungkus daging kurban, plastik hitam juga lebih mungkin mengandung zat kimia berbahaya dan tidak dapat didaur ulang.

Plastik kresek hitam lebih difungsikan untuk untuk mengemas sampah, terutama sampah non-medis dan barang-barang yang ingin disembunyikan.

Bahan plastik hitam sering terbuat dari bahan daur ulang yang tidak higienis dan mengandung berbagai zat kimia berbahaya seperti timbal (Pb), dioksin, dan polystyrene. Zat-zat ini dapat berpindah ke daging jika bersentuhan langsung, terutama dalam kondisi panas atau berminyak.

Risiko kesehatan, zat kimia dari plastik dapat mengakumulasi dalam tubuh manusia dan meningkatkan risiko kanker, gangguan sistem saraf, serta kerusakan genetik.

Panitia kurban masih bisa menggunakan plastik kresek tetapi jangan yang berwarna hitam. Baiknya menggunakan plastik kresek putih atau wadah lain yang lebih ramah lingkungan.

Plastik kresek putih lebih mungkin dibuat dari bahan yang aman untuk kontak dengan makanan. Lebih aman untuk kemasan makanan karena tidak mengandung zat kimia berbahaya yang dapat meresap.

Kemasan daging kurban sebaiknya menggunakan kemasan yang aman, praktis, dan ramah lingkungan. Selain plastik berperekat yang mudah didapatkan, alternatif lain seperti besek bambu, daun pisang, atau kemasan thinwall juga bisa digunakan. Label dengan informasi detail seperti jenis daging, berat, dan saran penyimpanan juga penting untuk kemasan daging kurban.

Berikut beberapa pilihan kemasan daging kurban:

Plastik berperekat (PA/PE):
Daging kurban bisa dikemas dengan plastik PA/PE yang dilengkapi perekat untuk menjaga kebersihan dan keamanan. Perekat membantu melindungi daging dari debu, sinar matahari, dan potensi tumpah selama distribusi.

Besek bambu:
Besek bambu adalah alternatif yang ramah lingkungan dan memiliki nilai budaya.

Daun pisang:
Daun pisang juga bisa digunakan sebagai pembungkus daging kurban, memberikan aroma khas dan membantu menjaga kebersihan.

Kemasan thinwall:
Kemasan thinwall yang terbuat dari bahan plastik yang aman untuk makanan dapat memberikan perlindungan dan kebersihan yang lebih baik.

Kemasan ramah lingkungan lainnya:
Daun jati, daun talas, atau wadah alami lainnya juga bisa digunakan sebagai alternatif pembungkus daging kurban.

Selain memilih kemasan yang tepat, memberikan label informasi juga penting. Label bisa berisi nama penyalur daging kurban, jenis daging, berat daging, dan saran penyimpanan yang benar. Informasi ini akan membantu masyarakat dalam mengolah dan menyimpan daging kurban dengan benar.(**)

Leave a Reply