Ini Tiga Lapangan Usaha yang Menurun di Babel, PHK Pegawai Honorer Sumbang Andil Terbesar

Suasana kerja di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tampak Wagub Babel (Babel) Hellyana sedang meninjau pegawai bekerja di Setda Pemprov Babel beberapa waktu lalu. (Foto: ist/Diskominfo Babel)

PANGKALPINANG, LASPELA — Badan Pusat Statistik BPS Bangka Belitung (Babel) mencatat, tiga lapangan usaha yang menurun pada Februari 2025 dibandingkan Februari 2024. Salah satunya, adalah pemutusan hubungan kerja pegawai honorer di beberapa daerah di Babel karena efisiensi anggaran.

Tiga lapangan usaha yang mengalami penurunan terbesar adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (0,93) persen poin, Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (0,89 persen poin), dan Treatment Air, Treatment Air Limbah, Treatment dan Pemulihan Material, dan Aktivitas Remediasi (0,59 persen poin).

Sedangkan tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar dibandingkan Februari 2024 adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,59 persen poin): Perdagangan Besar dan Eceran. Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (0,74 persen poin); dan Pertambangan dan Penggalian (0,72 persen poin).

Pada Februari 2025, penduduk bekerja paling banyak berstatus buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebesar 41,80 persen, sementara yang paling sedikit berstatus pekerja bebas di non pertanian, yaitu sebesar 2,43 persen.

Dibandingkan pada Februari 2024, status pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap/pekerja keluarga/tidak dibayar sebesar 3,78 persen poin.

Sementara itu, untuk status pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar terdapat pada status berusaha sendiri sebesar 2,97 persen poin.

Berdasarkan status pekerjaan, penduduk bekerja dapat dikategorikan menjadi kegiatan formal dan informal. Penduduk bekerja pada kegiatan formal mencakup tenaga kerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar serta buruh/karyawan/pegawai, sedangkan status pekerjaan lainnya dikategorikan sebagai kegiatan informal (berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/pekerja keluarga/tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga/tidak dibayar).

“Pada Februari 2025, penduduk bekerja pada kegiatan informal sebanyak 400,92 ribu orang (52,55 persen), sedangkan yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 362,06 ribu orang (47,45 persen). Dibandingkan pada Februari 2024, persentase penduduk bekerja. pada kegiatan formal mengalami penurunan sebesar 0,59 persen poin, sedangkan persentase penduduk pekerja informal mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen poin,” beber Kepala BPS Babel Toto Haryanto Silitonga, dalam berita resmi statistik BPS Babel. (**)