banner 728x90

Apakah Semangat Menuju Academic Community akan Terwujud?

Rusydi Sulaiman, Guru Besar, dalam Kepakaran Bid.Pengkajian Islam (Islamic Studies) IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.

Rusydi Sulaiman
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

Seorang guru bertanya kepada murid-muridnya perihal apakah mereka memiliki meja belajar atau tidak.

Hampir semuanya menjawab: “tidak guru”.

banner 325x300

Artinya anak-anak usia produktif jauh dari nuansa keilmuan.

Belum lagi bila kurangnya kepedulian dan pengawasan orangtua juga begitu masifnya pengaruh eksternal yang negatif.

Bagaimana berikutnya, apakah semangat menuju academic community akan terwujud?

Bisa jadi sesuatu yang terjadi sebaliknya, yaitu: crowded community (masyarakat bodoh dan tak berguna).

Banyaknya keramaian dan gerombolan, mojok di tempat- tempat tertentu seperti jembatan, sungai dan tempat tertentu lainnya menyentuhkan energi negatif, mungkin saja membisikkan dan menggoda mereka lakukan perbuatan tercela. Na’uudzubillah.

Ketika begitu semaraknya perilaku menyimpang diperlihatkan kepada kitah bahkan kejahatan terstruktur dapat disimpulkan bahwa bangsa ini sudah berada di titik nadir peradaban.

Peradaban dan kebudayaan diperjuangkan, tidak ,”total-break” atau vakum dari situasi sebelumnya menuju situasi berikut yang lebih baik.

Bila peradaban tersebut identik dengan supremasi, maka hal tersebut adalah ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Apakah kenakalan remaja berupa pencurian, perjudian, perundungan dan NARKOBA ataupun kejahatan besar seperti pembunuhan, penipuan, pelecehan seksual, korupsi dan semacamnya seakan melekat, mencirikan bangsa ini.

Akankah fakta- fakta negatif tersebut berlanjut menyebar di negeri ini? Tentu sangat tidak diinginkan oleh siapapun kecuali mereka yang tidak Berperadaban.

Bila predikat berperadaban itu identik dengan teknologi, maka ia dimanfaatkan dengan baik.

Begitu juga bila predikat berperadaban identik dengan ilmu pengetahuan, maka ia diminati dan orang berilmu pasti diapresiasi. ” hal yastawil-Ladziina ya’lamuuna walladziina laa ya’lamuuna” ( apakah sama orang- orang berilmu dengan mereka yang tidak berilmu” ?

Miris sekali dan berada di luar akal sehat bila kejahatan dan perbuatan tercela dilakukan oleh orang yg diteladani; tokoh masyarakat, tokoh agama, pejabat publik dan semacamnya.

Tidakkah mereka merenungkan Al-Qur’an atau hati mereka sudah terkunci?

Lihat QS.Az-Zumar (29): 9.

Mendidik anak dan membekalinya ilmu pengetahuan adalah solusi agar ia terdidik dan berkarakter, barulah penguasaan teknologi modern. Supremasi tersebut sekali lagi, disebut peradaban, menjadi berperadaban. Adapun masyarakat berperadaban (civilized- people), sama halnya academic community yang kita gulirkan.

Mudah-mudahan para remaja usia produktif di kepulauan ini menjadi generasi berkualitas, sebagaimana ditegaskan dalam QS.Al-Kahfi (18): 13),” Innahum fityatun Aamnuu bi Rabbihim wazidnaahum hudaa” ( mereka adalah pemuda yang beriman kepada Tuhannya, lalu Kami tambahkan petunjuk (hidayah) kepada mereka). Wassalam.(*)

 

banner 325x300
Editor: Iwan Satriawan
banner 728x90
Exit mobile version