SUNGAILIAT, LASPELA — Syamsudin, seorang penjual kopiah resam berharap agar kopiah khas Bangka Belitung ini dapat terus dijaga dan dilestarikan.
Pasalnya, bahan baku untuk pembuatan kopiah resam tersebut kini mulai sulit untuk didapatkan.
“Sekarang bahan baku (resam) susah, orang nyari sampai ke hutan liar, itu juga belum tentu dapat,” katanya, sembari menunggu pembeli, di Masjid Agung Sungailiat, Jumat (25/4/2025).
Syamsudin mengaku barang dagangannya itu diambil langsung dari para pengrajin di Desa Dendang, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat tempat ia tinggal.
Sejak 2011 silam, ia berkeliling ke kantor-kantor dinas, baik di Provinsi maupun di Kabupaten, pun termasuk ke Polda Bangka Belitung.
“Kurang lebih sudah 11 tahun, kalau jualan di Sungailiat saya pasti sholat di Masjid Agung ini, karena sudah banyak yang kenal,” ujarnya.
Di momen Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Sungailiat Ke-259, ia berharap pemerintah lebih memperhatikan keberadaan kopiah resam, karena dianggap sebagai salah satu hasil kerajinan tangan asli Bangka Belitung.
“Mudah-mudahan pemerintah bisa memperhatikan lagi dan menganjurkan pegawai untuk lebih minat memakai kopiah resam ini. Masa kita orang Bangka gak minat, sedangkan yang dari luar daerah saja banyak yang minat,” ujarnya.
Selain untuk melestarikan, kata dia, pengrajin juga merasa lebih semangat untuk membuat kopiah resam ini. (mah)