BANGKA, LASPELA — Memperingati Hari Kartini, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Bangka Belitung menunjukkan komitmennya dalam mendukung Astacita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya pada pilar ke-4 di bidang pendidikan. Melalui PLN UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Bangka, langkah nyata dilakukan dengan mempercepat program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran di wilayah terpencil.
Kegiatan ini diawali dengan peninjauan langsung ke TK Dharma Bakti di Desa Daniang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, guna memastikan kesiapan infrastruktur listrik dan konektivitas internet sebagai penunjang utama pendidikan berbasis digital.
Manager PLN UP3 Bangka, Muhammad Taufik menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan implementasi dari arahan Presiden RI dan jajaran Direksi PLN.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Direktur Distribusi PLN Bapak Adi Priyanto, kami berkomitmen penuh mendukung program pemerintah, dan TK Dharma Bakti akan kami prioritaskan untuk segera mendapat pasokan listrik dan akses internet,” tegas Taufik.
PLN juga menggandeng PLN Icon Plus guna menghadirkan jaringan internet yang andal sebagai bagian dari digitalisasi pendidikan.
“Kami ingin menjangkau seluruh wilayah, termasuk pelosok, agar anak-anak Indonesia bisa belajar tanpa batas melalui konektivitas yang merata,” ujar Hendry, Manager PLN Icon Plus Bangka Belitung.
Dukungan dari PLN disambut hangat oleh Kepala Desa Daniang, Akbar Syaukani dan Ketua Yayasan TK Dharma Bakti, Nuri.
“Kami merasa diperhatikan oleh pemerintah. Terima kasih kepada Bapak Presiden dan PLN atas kepeduliannya pada pendidikan didesa kami,” ujar Nuri dengan haru.
General Manager PLN UIW Bangka Belitung, Dini Sulistyawati, menyampaikan bahwa komitmen PLN selaras dengan semangat emansipasi yang diwariskan R.A. Kartini.
“Di momen Hari Kartini ini, PLN UIW Babel ingin membawa semangat emansipasi ke dunia pendidikan, terutama bagi anak-anak di pelosok negeri. Kami mendukung penuh Astacita Presiden Prabowo, menghadirkan listrik dan internet untuk pendidikan yang setara dan merata,” tutup Dini. (ril/chu)
