banner 728x90

Jembatan Emas Senilai Rp400 M Hanya Jadi Tempat Foto

Jembatan emas dikala senja menjadi tempat masayrakat untuk rekreasi. Sayangnya, fungsi jembatan ini kurang maksimal bebrapa tahun terakhir dan hanya dijadikan sebagai tempat foto-foto.
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

PANGKALPINANG, LASPELA — Jembatan Emas yang menjadi ikonik Provinsi Bangka Belitung dibangun sejak tahun 2009/2010 menghabiskan anggaran sekitar Rp400 Miliar hampir setahun tidak berfungsi dan hanya menjadi tempat foto-foto.

Jembatan yang diambil dari nama mantan Gubernur Bangka Belitung, Eko Maulana Ali Suroso terbentang sepanjang 784,5 meter dan lebar 23,2 meter menghubungkan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka tidak berfungsi dan kini posisinya terbuka di bagian tengah sehingga tidak bisa dilewati.

banner 325x300

“Jembatan ini dibangun untuk dilewati atau hanya jadi pajangan dan tempat foto-foto. Sudah lama sekali posisinya terbuka. Kita sudah jalan sampai di jembatan terpaksa harus mutar lagi,” keluh Sius, Selasa (22/4/2025).

Sisi kiri dan kanan Jembatan Emas yang dibangun menggunakan pola anggaran tahun jamak kini dipadati dengan pedagang kaki lima.
“Kiri kanan jembatan sekarang banyak pedagang kaki lima, syukurlah mereka dapat sedikit penghasilan yang datang mau foto foto di jembatan emas. Tetapi harus dijaga juga aktivitas di malam harinya, jangan sampai lokasi jembatan emas yang sudah tidak berfungsi berubah jadi lokasi lainnya,” ungkap Sius.

Jembatan megah yang mulai digunakan pada tahun 2017 silam selama ini juga sering bermasalah dengan pola buka tutup terlebih untuk lalu lintas

“Informasi di titik masuk jembatan yang menginfokan jembatan buka atau tutup juga hanya aktif sebentar lalu mati lagi,” keluh Sius.

Jembatan ini dibangun dengan fungsi mempercepat transportasi dan distribusi barang antara Pangkalpinang dan Bangka. Jembatan ini dapat dibuka dan ditutup dalam waktu 15 menit, membutuhkan 30 liter solar untuk sekali angkat, atau sekitar Rp200 ribu. Dana operasi jembatan ini menggunakan APBD sebesar Rp2 miliar per tahun. (red)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version