MENTOK, LASPELA — Puluhan ponton isap produksi (PIP) pasir timah beroperasi menggasak perairan Keranggan, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, pada Minggu (23/3/2025).
Dari pantauan awak media sekira pukul 15. 20 WIB, terdengar gemuruh mesin dan air di sekitar PIP yang sedang berbaris nampak keruh.
Satria, salah seorang warga setempat mengatakan, aktivitas di perairan Keranggan sudah berlangsung sejak Sabtu (22/3/2025) kemarin.
“Kalau lihat kondisinya, yang beroperasi ini di wilayah Keranggan, sedangkan Tembelok belum ada (beraktivitas). Kemarin itu ada belasan unit, sekarang mungkin puluhan. Terdengar lah nama-nama bos di belakang, kalangan penambang pasti tau lah, siapa-siapa orangnya” ujarnya.
Selain dari sisi kelestarian lingkungan, Satria menilai aktivitas pertambangan di Keranggan berpotensi dapat memicu konflik keamanan dan ketertiban masyarakat.
Ia mencontohkan pada peristiwa yang terjadi pada Kamis (12/12/2024) lalu, saat itu warga akan membakar sejumlah PIP yang dikabarkan beroperasi malam hari di perairan Keranggan.
“Dulu kan pernah warga Keranggan kumpul dan datang ke tengah laut ingin bakar ponton. Mungkin infonya sudah bocor, jadi waktu itu sudah tidak ada lagi ponton. Kami tak maulah rusuh terus kan, toh yang menikmati hanya segelintir,” ucapnya.
Satria menduga, ada pihak-pihak tertentu yang melindungi aktivitas tambang tersebut, sehingga meski sering dikeluhkan, tambang tetap beroperasi tanpa hambatan berarti.
“Kami meminta Kapolres Bangka Barat yang punya wilayah hukum untuk segera mengambil langkah tegas. Kami meminta penghentian total operasi tambang ilegal di Keranggan,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Bangka Barat AKBP Ade Zamrah, saat dihubungi melalui pesan singkat malah memilih bungkam dan tidak merespon terkait aktivitas tambang ilegal di Keranggan dan Tembelok. (oka)