SUNGAILIAT, LASPELA – Budidaya komoditas perkebunan Kakao atau cokelat (theobroma cacao) ternyata cukup menjanjikan di wilayah Bangka Belitung.
Pasalnya, selain bernilai ekonomis tinggi. Di Bangka Belitung, tanaman ini lumayan banyak ditanami warga, walau tak sebanyak kebun-kebun lada, karet ataupun sawit.
Karena nilai ekonomisnya tinggi dan harganya relatif stabil, kakao dapat menjadi salah satu tanaman yang bisa kembali dimassifkan menjadi perkebunan.
Tingginya potensi kakao ini, kembali diingatkan oleh Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya, ketika berbincang dengan warga di acara berbuka puasa, yang berlangsung Senin (17/3/2025) di Sungailiat.
“Saya pikir pada kesempatan yang baik ini, kakao perlu kita angkat untuk kembali digalakkan. Kakao-kakao yang sudah ada, dirawat kembali karena nilai ekonomisnya sudah bagus,” ujar Bambang Patijaya.
Anggota DPR RI dua periode Dapil Bangka Belitung ini mengungkapkan, kakao merupakan produk perkebunan yang sebetulnya banyak ditanam warga di Bangka Belitung.
“Cuma belakangan ini pamornya kan tenggelam karena produk-produk perkebunan lainnya, seperti sawit dan lain-lain,” ujar Bambang Patijaya.
Kakao menjadi salah satu komoditas yang mendapat perhatian pemerintah melalui hilirisasi agar makin memberikan nilai tambah.
Hilirisasi produk kakao menjadi sumber ekonomi baru dengan cara diolah menjadi produk bernilai tinggi (high end product), terlebih Indonesia merupakan salah satu produsen utama kakao di dunia.
“Kita berharap dengan adanya penegasan dari pemerintah pusat tentang hilirisasi terutama kakao ini akan memberikan harapan bagi petani kakao se-Indonesia,” ujar Bambang Patijaya. (wan)