JAKARTA, LASPELA – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Republik Indonesia, Wihaji, menerima kunjungan kerja dari Minister For Social and Family Development of Singapore, Masagos Zulkifli, membahas kerja sama yang akan dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Singapura terutama di bidang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, di Kantor Kemendukbangga/BKKBN Jakarta, Selasa (18/03/2025).
Menteri Wihaji menyampaikan bahwa kerja sama yang akan dilakukan dalam bentuk kajian tentang pembangunan keluarga, kerja sama terkait isu kependudukan seperti urbanisasi, dengan berkolaborasi dengan negara lain seperti Filipina, dan bidang-bidang khusus lainnya, yang ditindaklnjuti melalui MOU antara kedua negara.
“BKKBN telah bertransformasi menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga(Kemendukbangga) untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045 untuk menghasilkan SDM unggul, berbudaya, menguasai IPTEK, Ekonomi yang maju dan berkelanjutan, Pembangunan yang merata dan inklusif, dan Negara yang demokratis, kuat, dan bersih,” ungkap Wihaji.
Menteri Pembangunan Keluarga dan Sosial Singapura, Masagos Zulkifli, menyampaikan bahwa negaranya kembali memikirkan untuk menitikberatkan keluarga, karena banyak ilmu-ilmu pembangunan sosial datangnya dari negara barat yang sangat mementingkan individu bukan keluarga.
“Kami bersyukur Indonesia dua tahun yang lalu telah membuat deklarasi bahwa keluarga adalah tonggak masyarakat, jika keluarga rusak, individu rusak, di ASEAN kita akan kembali bekerjasama untuk menguatkan lagi institusi keluarga, dalam usaha ini misi kementerian kami adalah membangun keluarga agar mapan, mandiri, dan maju. Keluarga miskin diusahakan menjadi keluarga maju, sehingga semua subsidi pembangunan sosial singapura dititikberatkan pada tiga hal yaitu perumahan, pendidikan, dan kesehatan,” lanjut Masagos Zulkifli.
Masagos Zulkifli juga menyampaikan bahwa 90% penduduk Singapura sudah memiliki rumah pribadi, sedangkan keluarga miskin tinggal di rumah sewa, maka melalui program Community Link Plus, sebanyak 15.000 keluarga diberi seorang family coach, supaya keluarga yang tinggal di rumah sewa mendapatkan peluang untuk mendapatkan subsidi rumah dan pendidikan yang lebih tinggi.
“ASEAN sudah ada persetujuan untuk membuat satu kajian terkait status of the family in ASEAN, kami sedang mencari institusi yang bisa mencari data untuk trend, supaya kita bisa tahu status kita dimana kekuatan keluarga kita seperti apa, apakah bisa mandiri ataukah ada peluang untuk maju, kita bisa buka kerjasama disini, sudah ada dananya di ASEAN,” tutupnya.
Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN
Pada kesempatan yang sama Menteri Wihaji juga menyampaikan program Quickwin yang dimiliki oleh Kemendukbangga yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), yaitu intervensi keluarga rentan stunting untuk bantuan yang sesuai kebutuhan melalui kolaborasi antara Kader Posyandu, Psikolog Anak, Dokter Spesialis Anak, Influencer Parenting, LSM, dan pemerintah daerah dengan target 1 juta anak.
Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yaitu Daycare unggul (yang terstandarisasi), berkolaborasi dengan seluruh Lembaga pemerintah dan swasta, yang nantinya dapat memfasilitasi pengasuh tersertifikasi, psikolog anak dan dokter spesialis anak , serta laporan tumbuh kembang anak setiap bulan.
Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) Gerakan Optimalisasi Peran Ayah untuk menjawab Fenomena Fatherless melalui Layanan Konseling pra nikah, menikah, akan dan saat memiliki anak, serta Konsorsium Komunitas Ayah Teladan, SuperApps Tentang Keluarga, terkait Layanan A-Z Pembangunan Keluarga, Konsultasi problematika keluarga, anak, konselor, Pendataan Keluarga Indonesia, Ketahanan Kependudukan (termasuk ketahanan usia produktif) serta Interoperabilitas lintas K/L.
Lansia Berdaya, yaiytu enyediakan homecare berbasis komunitas untuk usia lanjut yang tidak mendapat perawatan oleh anak, bantuan dan pelayanan kesehatan gratis bagi lansia di puskesmas dan RSUD tanpa rujukan, serta Pemberdayaan Lansia sesuai kapasitas.
Kerjasama lain yang mungkin dikembangkan dengan Singapura kaitannya dengan Quickwins seperti pengembangan kapasitas bagi tenaga layanan, kerja sama peningkatan kualitas gizi masyarakat melalui program penyaluran zakat warga muslim Singapura ke Indonesia, dan pengembangan social and youth enterpreneurship bagi pemuda Indonesia.
“Jika keluarga baik-baik saja, hubungan antar negara saya percaya juga akan baik-baik saja,” tutup Menteri Wihaji.