Tak Hanya Panen Ikan Air Tawar, Pokdakan Pinang Raya Produksi Ikan Asap dan Marinasi

SIMPANG KATIS, LASPELA – Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya mampu panen ikan air tawar dalam satu ternyata gak hanya menghasilkan ikan air tawar, tetapi berinovasi mengolah hasil panen dengan produk olahan yang bernilai lebih tinggi.

Melibatkan kaum ibu-ibu, Pokdakan Pinang Raya mengolah hasil panen ikan lele dan nila asal berkemasan vakum.

“Bukan hanya ikan lele asap saja, kita juga mengelola ikan nila yang sudah dimarinasi dengan kami membumbuinya menggunakan kunyit, garam, lada, dan rempah lainnya. Sehingga bisa tahan hingga 4 bulan dalam penyimpanan yang tepat yakni di freezer,” kata Ketua Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklasar) Family Ceria, Widiawati usai panen bersama ikan air tawar di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya di Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (6/2/2025)

Lanjut Widiawati, sedangkan untuk ikan asap proses pengasapan ditunjang oleh peralatan mesin pengasapan yang diberikan oleh Bank Indonesia. Bentuknya berupa oven pengasap dengan pengatur suhu, serta ruang bakar asap di bagian bawah.

“Alhamdulillah, dengan bantuan mesin pengasap dari Bank Indonesia, kami bisa mengolah ikan lebih optimal. Ikan asap ini kalau disimpan di freezer bisa tahan hingga 4 bulan,” tambahnya.

Selain itu, Widiawati mengungkapkan setiap minggunya mereka mengolah sekitar 40 kilogram ikan lele dan nila menjadi produk siap konsumsi.

“Alhamdulillah dari hasil pengolahan ini, omset Poklasar Family Ceria sudah mencapai lebih dari Rp1 juta per bulan, meski baru 3 bulan memulai usaha pengasapan ini bisa membantu perekonomian keluarga, selain itu memberikan alternatif konsumsi ikan air tawar yang lebih variatif bagi masyarak,” ucapnya.

Harga ikan marinasi per kilogramnya Rp35 ribu, sementara ikan asap berkisar antara Rp80 ribu hingga Rp90 ribu per kilogramnya.

“Proses pengasapan bisa memakan waktu hingga 12 jam untuk mendapatkan hasil terbaik,” jelasnya.

Dia menambahkan, produk-produk ini kini dipasarkan secara online dan bisa dipesan melalui WhatsApp para pengelola.

“Pemasaran kami lebih banyak lewat sistem online sementara Facebook, WhatsApp, jadi kalau ada pesanan, bisa langsung kami antar. Bahkan, ada yang membeli untuk oleh-oleh,” tutup Widiawati. (chu)