banner 728x90

BI Babel Bersama Pokdakan Pinang Raya Panen 3,4 Ton Ikan Nila dan Patin

Kepala KPwBI Babel Rommy S. Tamawiwy bersama Bupati Bateng Alfagry Rahman serta Pokdakan Pinang Raya saat melakukan panen ikan air tawar di Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (6/2/2025)
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

SIMPANG KATIS, LASPELA – Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah  panen ikan air tawar di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya di Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (6/2/2025)

Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman dan Kepala KPwBI Bangka Belitung Rommy Sariu Tamawiwy turut hadir dalam panen bersama ini.

banner 325x300

Kegiatan ini merupakan program Smart Farming dan Business Matching pemasaran hasil perikanan yang digagas oleh Bank Indonesia dalam mendorong ketahanan pangan serta pemberdayaan perekonomian masyarakat.

Pokdakan Pinang Raya merupakan binaan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam membudidaya ikan air tawar, mendapat dukunga penuh dari BI Babel dalam pengolahan pakan mandiri dan pembibitan.

Kelompok ini telah mendapatkan Sertifikat Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB) dan Sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dari Kemenkomarves.

Kelompok tersebut telah hampir 16 tahun membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar antara lain nila, gurame, bawal, patin, dan lele. Dukungan Bank Indonesia terhadap budidaya ikan air tawar diharapkan dapat meningkatkan subtitusi konsumsi masyarakat dari ikan air laut ke ikan air tawar.

Dalam kesempatan ini, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy mengatakan BI Babel bersama Pemkab Bangka Tengah dan juga Pokdakan Pinang Raya melakukan panen bersama ikan air tawar.

“Kami senang bisa hadir di sini, dan dapat ikut andil dalam panen ikan air tawar ini, tentunya ini terbukti merupakan hasil dari kerja keras Pokdakan Pinang Raya, dan diharapkan dapat menjadi contoh untuk daerah lain sehingga dapat mendorong perekonomian di Babel,” kata Rommy disela-sela panen ikan air tawar.

Dikatakan Rommy, panen ikan air tawar ini merupakan hasil kerja keras dari Pokdakan Pinang Raya di Desa Pinang Sebatang dan hasil kerjasama yang terbangun dengan Bank Indonesia maupun dengan Pemerintah Daerah.

“Total ikan yang dipanen hari ini sebanyak 3 ton yang terdiri dari 1,5 hingga 1,7 ton ikan nila dan 1,5 hingga 1,7 ton ikan patin. Tentunya Bangka Tengah merupakan produsen ikan air tawar,” ujarnya.

“Kami (BI Babel-red) terus bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya dalam memperkuat inovasi-inovasi program ketahanan pangan sehingga produksi pangan lokal terus meningkat,” sambung Rommy.

Disampaikan Rommy, panen ikan air tawar ini tentu menjadi konsen bagi BI dalam pengendalian inflasi, dan pihaknya kian mendorong budidaya ikan air tawar ini agar bisa menjadi pengganti ikan air laut.

Sebab diakui Rommy, ikan laut kerap menjadi penyumbang angka inflasi di Bangka Belitung setiap bulannya.

“Makanya kita pengen ikut mendorong pengembangan budidaya ikan air tawar ini, dengan harapan ikan air tawar bisa menjadi substitusi atau pengganti ikan air laut,” jelasnya.

Lanjut Rommy, pihaknya telah memberikan bantuan pengering pakan mandiri agar lebih mempermudah para Pokdakan dalam membudidaya ikan air tawar.

“Teknologi digital farming yang diterapkan dalam proses budidaya memungkinkan pengelolaan pakan lebih efisien dan pertumbuhan ikan lebih optimal,” ungkapnya.

Selain itu, BI juga memberikan bantuan berupa mesin pengering pakan dan oven asap untuk mendukung hilirisasi produk perikanan, sehingga hasil panen dapat diolah lebih lanjut dan memiliki nilai tambah bagi para pembudidaya.

“Kami melihat Bangka Tengah sebagai daerah potensial dalam pengembangan perikanan air tawar. Jadi ikan air tawar dapat menjadi alternatif ketika stok ikan laut berkurang akibat cuaca buruk atau kondisi perairan yang tidak mendukung aktivitas nelayan,” tandasnya.

Dengan kandungan protein yang tinggi dan harga yang lebih stabil, ikan air tawar seperti patin dan nila bisa menjadi solusi untuk memastikan ketersediaan pangan bergizi bagi masyarakat.

“Ketika nelayan tidak bisa melaut karena gelombang tinggi, masyarakat tetap bisa mengonsumsi ikan dari budidaya air tawar. Ini sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan dan gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak sekolah,” tutup Rommy. (chu)

 

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version