banner 728x90

Langganan Banjir, Dewan Fraksi Golkar dan PUPR Babel Turun Langsung ke Kampung Ulu Mentok

Anggota DPRD bersama Dinas PUPRPR Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meninjau kondisi kolam retensi Kampung Ulu, Mentok. 
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

MENTOK, LASPELA  — Politisi dari Partai Golkar yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Leviyan dan Anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat, Deddi Wijaya, didampingi Kabid SDA dari Dinas PUPRPR Babel, Yuniar Irwansyah. Ketua RW Kampung Ulu, Replianto dan Ketua RT Agus Tono.

Leviyan mengatakan kunjungan ini dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi kolam retensi ini dan longsoran tanah di dekat pemukiman warga yang terjadi, pada 29 November 2024 lalu.

banner 325x300

“Jadi kami hari ini berkolaborasi sama Pak Deddi Wijaya melihat langsung kolam ini. Kita juga koordinasi sama Dinas PUPRPR Babel agar mereka juga melihat kondisinya karena khawatir akan terjadi longsor lanjutan di bagian dinding alur sungai,” ujarnya.

Anggota Komisi III dari Fraksi Golkar itu mengatakan, peninjauan dilakukan juga untuk melihat kondisi kolam. Apakah mampu dalam mengatasi luapan air ketika hujan mengguyur dengan intensitas tinggi. Sehingga ini berdampak banjir lagi menimpa kawasan Kampung Ulu.

“Persoalan longsor dan banjir ini akan kami follow up ke pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai atau BWS Babel. Karena mereka (Dinas PUPRPR Babel) punya analisa bahwa harusnya ada empat kolam retensi di sekitar pusat Kota Mentok ini,” katanya.

Mulai dari di Kaki Bukit Menumbing, Sungai Ciulong dan Kampung Ulu yang telah dibangun. Serta satu lagi pintu air  di muara laut, lokasinya tak jauh dari Pasar Mentok. Pintu diperlukan untuk mencegah air laut meluap dan masuk ke sungai ketika terjadinya pasang air.

“Nah untuk di kolam Kampung Ulu saya sudah minta Dinas PUPRPR untuk menempatkan satu atau dua orang. Untuk menjaga dan memantau kolam ini serta merawatnya. Kolam ini, kalau kami nilai belum berfungsi maksimal juga sejauh ini,” katanya.

“Pertama kolam ini perlu perbaikan dan harus jangka panjang. Kedua harus ada tiga titik penahan air lainnya, karena di Kampung Ulu ini, kalkulasi luasnya saja cuma 1,6 hektare. Sedangkan banjir yang kerap terjadi melanda daerah ini seluas 65 hektare,” ucapnya Leviyan.

Dengan kondisi itu, kolam di Kampung Ulu tak mampu menampung debit air ketika banjir terjadi. Oleh karena, saat ini pihaknya sedang berupaya untuk mencari solusi dan jalan ke luar. Agar ke depan, baik banjir dan longsor tidak kembali terjadi di kawasan tersebut.

Sebelumnya, kawasan Kampung Ulu di Kecamatan Mentok setiap tahun pasti terendam banjir. Seperti yang terjadi pada bulan November 2024 lalu. Saat itu, puluhan rumah terendam banjir dan beberapa titik alami tanah longsor tak jauh dari pemukiman warga.

Yogi warga Kampung Ulu, Kelurahan Keranggan mengatakan, longsoran tanah itu hingga saat ini belum ada penanganan lebih lanjut dari pemerintah setempat.

“Longsornya ini pada 29 November lalu. Tindakan sementara tidak ada hanya hadir biasa saja, sempat dijanjikan akan di tangani sementara, menggunakan talut karung,” ucapnya, Sabtu (1/2/2025).

Dikatakan Yogi, sudah 2 bulan berlalu belum ada tindakan. Dia berharap segera ditangani, lantaran khawatir kembali terjadi longsor susulan, karena jarak aliran sungai dari rumah tinggal beberapa meter lagi.

“Sampai sekarang belum ada apa-apa, kami khawatir sampai kerumah, mana kondisi masih musim hujan,” katanya. (oka)

 

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version