TOBOALI, LASPELA – Polres Bangka Selatan menindaklanjuti keluhan para petani di persawahan 4 Balai Benih di Desa Rias, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) yang terendam air limbah diduga akibat aktivitas tambang di kawasan ulu pengairan sawah setempat.
Saat dilakukan pengecekan, aktivitas penambangan sudah tidak ada lagi. Personel hanya menemukan peralatan tambang di lokasi seperti sakan dan pipa berserakan yang ditinggal penambang.
Kejadian ini membuat para petani setempat khawatir akan dampak jangka panjang, khususnya terhadap hasil panen padi yang saat ini sedang ditanam.
Kapolres Basel, AKBP Trihanto Nugroho melalui Kasat Reskrim, AKP Raja Taufik Ikrar Buntani mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan ke lokasi, namun tidak ada lagi aktivitas penambangan.
“Kita sudah dua kali ngecek ke lokasi, siang dan malam namun tidak ada aktivitas penambangan lagi,” kata Raja, Selasa (28/1/2025).
Kendati demikian, ia meminta masyarakat petani untuk segera melaporkan jika ada aktivitas penambangan di area persawahan desa Rias.
“Namun jika masyarakat petani mengetahui dan melihat ada aktivitas penambangan di area persawahan maka segera lapor ke kami akan kami tidak lanjuti dan penegakkan hukum,” tandasnya.
Sebelumnya, Edo salah seorang petani yang sawahnya terendam menceritakan bahwa air yang masuk ke sawahnya awalnya terlihat jernih namun berubah keruh di sore hari.
“Mulanya di pagi tadi memang bening dan saya aliri ke sawah. maksud sore ini mau nutup, ternyata lah masuk Inau ke sawah,” kata Edo belum lama ini.
Akibat kejadian itu, dirinya bingung dan khawatir akan keberlangsungan panen.
“Saya khawatir jika limbah tambang ini terus ada, apalagi inikan sumber pengairan di sawah kami dan takutnya tanaman padi bisa gagal panen,” ujarnya.
Ia berharap, pihak terkait ataupun yang berwajib segera turun ke lapangan guna menindaklanjuti kekhawatiran para petani lantaran terendamnya sawah dengan aktivitas tambang yang ada di wilayah tersebut.
“Kami minta segera ditindaklanjuti dan segera turun tangan untuk menyelidiki dan mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang serta tidak merugikan petani,” pungkasnya. (pra)
