PANGKALPINANG, LASPELA — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama telah menerbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi. Wacana libur selama bulan Ramadan ternyata belum disetujui karena berbagai hal, tetapi pemerintah telah mengatur penyesuaian jadwal pembelajaran.
Dikutip dari laman resmi Instagram Kemendikdasmen, tiga kementerian telah bersepakat dan menuangkan aturan tersebut dalam surat edaran bersama Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, dan Nomor 400.1/320/SJ.
Awal Ramadan diperkirakan pada akhir Februari 2025, dan berdasarkan edaran tersebut pada tanggal 27 Februari hingga 5 Februari 2025, siswa melaksanakan kegiatan belajar di rumah.
Masih dari laman Instagram Kemendikdasmen, siswa melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah pada tanggal 6 hingga 25 Maret 2025, kemudian pada 26 hingga 28 Maret 2025 libur bersama Idulfitri, libur ini sebelum hari raya Idulfitri. Setelah hari raya, pemerintah juga masih memberikan libur bersama bagi siswa mulai dari 2 hingga 8 April 2025. Siswa masuk kembali pada tanggal 9 April 2025.
Selama bulan Ramadan, peserta didik juga diharapkan melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan iman dan takwa dan membentuk ahlak mulia, seperti melaksanakan kegiatan tadarus Alquran, pesantren kilat, kajian keislaman.
Sedangkan peserta didik yang beragama selain Islam, dianjurkan melaksanakan kegiatan bimbingan rohani dan kegiatan keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Tak hanya itu, Kemendikdasmen juga menekankan peran pemerintah daerah dalam mendukung pembelajaran di bulan Ramadan, mulai dari menyiapkan perencanaan kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadan untuk dipedomani oleh sekolah hingga menyelaraskan waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah selama bulan Ramadan.
Demikian juga peran orang tua/ wali yang dilakukan saat pembelajaran di bulan Ramadan, orang tua/wali diminta untuk membimbing dan mendampingi peserta didik dalam melaksanakan ibadah, dan memantau peserta didik pada saat melaksanakan kegiatan belajar mandiri.
Edaran pembelajaran selama Ramadan ini pun disambut oleh orang tua siswa di Pangkalpinang, Asih menilai jadwal pembelajaran ini relevan, karena apabila siswa diliburkan selama Ramadan dikhawatirkan tidak terkontrol dalam proses pembelajaran, kurang disiplin dan siswa kurang bersemangat untuk belajar.
“Tahu sendiri lah gimana kalau siswa libur di rumah, disiplinnya kurang nanti kebanyakan tidur atau main. Kalau mereka sekolah kan puasa jadi lebih ringan karena aktivitas di sekolah, pulang ke rumah istirahat, eh gak tahunya udah sore aja,” ujar Asih.
Selain itu, khusus untuk siswa yang menghadapi ujian kelulusan, tentunya banyak hal yang harus dipelajari, demikian juga siswa lainnya, apabila kebanyakan libur dikhawatirkan pelajaran yang harus diajarkan menjadi kurang.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Republik Indonesia (RI) Prof Abdul Mu’ti, ketika berkunjung ke Pangkalpinang beberapa waktu lalu menegaskan surat edaran tersebut belum ditandatangani.
Ia menyebutkan kebijakan tersebut bukan libur Ramadan tetapi pembelajaran bagi siswa-siswi selama bulan puasa Ramadhan.(**)